Sabtu, 20 November 2010

Tentang Kata “Kali”

Kata kali menarik juga untuk kita bicarakan karena ada hal-hal yang perlu kita kaji dari ungkapan yang menggunakan kata itu. Mari kita teliti dahulu kata kali itu. Kata ini merupakan bentuk homonim, artinya satu bentuk dengan beberapa makna karena memang bentuk itu tidak seasal. Lihatlah contoh pemakaiannya di bawah ini.
1. Rumah-rumah di tepi kali itu atas perintah kotapraja harus dibongkar.
2. Minggu ini sudah tiga kali dia bertamu ke rumah kami.
3. Untuk kali ini engkau masih kumaafkan.
4. Empat kali dua hasilnya delapan.
5. Barangkali ia sakit sehingga tak datang.

Pada kalimat 1 artinya sama dengan ‘sungai’; pada kalimat 2 menyatakan perulangan; pada kalimat 3 menyatakan ‘waktu yang berlangsung’, pada kalimat 4 menyatakan arti ‘kelipatan’, dan pada kalimat 5 dalam frase itu sebagai ungkapan berarti ‘mungkin’ atau ‘boleh jadi’.

Dipadu dengan awalan se- [sekali] kata itu berarti ‘satu kali’. Belum sekali juga dia berbohong. Diulang menjadi sekali-sekali artinya ‘satu-satu kali’ atau ‘kadang-kadang’. Sekali-sekali dia berbohong juga bila dia merasa terdesak.

6. Jangan sekali-sekali berbohong, itu tidak baik.
7. Sekali-sekali dia tidak berbohong karena berbohong pantang baginya.

Pada kalimat 6 sekali-sekali berarti ‘sekali pun’ atau ‘satu kali pun’ dan pada kalimat 7 artinya ‘sama sekali’. Yang perlu diperhatikan juga ialah bahwa kata sekali-kali selalu didahului oleh kata jangan [jangan sekali-kali] atau diikuti oleh kata tidak [sekali-kali tidak].

Kita lihat pulalalah penggunaan kata sekali-sekali.
8. Dia hanya sekali-sekali pergi ke Jakarta.
9. Sekali-sekali suka juga saya menonton film fantasi.
10. Baik juga bila sekali-sekali kau membantu ibu di rumah.

Bentuk sekali-sekali dalam Bahasa Indonesia yang dibedakan artinya dengan bentuk sekali-kali itu sering digunakan oleh orang Jawa Barat suku Sunda dalam bentuk sekali-kali. Mengapa demikian? Jawabnya, karena dalam Bahasa Sunda sekali-sekali dinyatakan oleh bentuk sekali-kali, sedangkan dalam bahasa Indonesia dinyatakan dengan bentuk sekali oge. Perhatikan contoh kalimat berikut:
Indonesia : Dia hanya sekali-sekali ke Jakarta.
Sunda : Manehna oge sakali-kali sok ka Jakarta.
Indonesia : Jangan sekali-kali berbohong!
Sunda : Ulah ngabohong sakali oge!

Dengan contoh perbandingan di atas, kita melihat adanya pengaruh bahasa daerah [di sini bahasa Sunda] dalam Bahasa Indonesia.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah penulisan kata sekalipun [pun dirangkaikan dengan kata sekali] yang bersinonim dengan meskipun, biarpun, sungguhpun, sedangkan sekali pun [ditulis sebagai dua patah kata, berarti satu kali pun sama artinya dengan meskipun hanya sekali].

Contoh pemakaiannya:
11. Sekalipun dia sakit, pergi juga dia ke sekolah.
12. Sekali pun tak mau ia membolos dari sekolah.

Berdasarkan keterangan panjang lebar di atas, mudah-mudahan jelas bagi anda perbedaan antara kata sekali-sekali dengan kata sekali-kali. Jangan dikacaukan pemakaiannya karena arti yang diungkapkan oleh kedua kata bentukan itu tidak sama, alias berbeda. Hendaklah cermat menggunakan kata dalam kalimat agar makna yang didukung oleh kata itu benar-benar tepat sesuai dengan yang dikehendaki oleh penutur atau penulisnya.

Penulis: JS. Badudu
Sumber : Intisari/Maret 1989

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar