Selasa, 16 Maret 2010

TAX PARADISE 2010 (TP 2010

TAX PARADISE 2010 (TP 2010) adalah sebuah acara berskala nasional yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Pajak sekolah Tinggi Akuntansi Negara bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia, dengan didukung oleh Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, BEM Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, dan Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Departemen Keuangan RI.
Acara ini akan diadakan pada tanggal 17-18 April 2010 bertempat di Gedung G dan Gedung D Kampus STAN Jakarta, Jalan Bintaro Utama Sektor V.
Rencananya acara ini akan dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Pajak RI dengan didampingi oleh Direktur sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

Adapun content acaranya terdiri dari:

1. National Tax competition: Lomba Pajak tingkat nasional dengan materi tentang PPh,PPN, PPnBM, BM, PBB, BPHTB, PDRD, serta perundang-undangan perpajakan lainnya yang terkait dengan aspek administrasi maupun legal dari Pajak Pusat maupun Pajak Daerah. Akan diselenggarakan pada 17-18 April 2010.

2. National Tax Blog Competition: Lomba blog pajak tingkat nasional. Akan diadakan seleksi pendahuluan sebelumnya, selanjutnmya peserta yang terpilih akan di undang untuk mempresentasikan Blog-nya pada tanggal 18 April 2010 bersamaan dengan pelaksanaan Tax Expo.

3. Tax Expo: Akan diiadkan pada tanggal 17-18 April 2010 di Gedung G STAN Jakarta. Anda dapat memperoleh buku-buku dan literatur perpajakan, ekonomi, bisnis, dan keuangan di seni. ada juga sofware perpajakan dari vendor-vendor terkemuka di Indonesia. Selain itu juga akan disediakan fasilitas help desk untuk pelayanan konsultasi perpajakan, pojok pajak untuk pelayanan (NPWP&NPPKP), drop box untuk pelaporan SPT tahunan PPh Badan Tahun Pajak 2009, dll.

4. Tax Seminar: Mengangkat tema Dampak Berlakunya UU.No.42 Tahun 2009 tentang PPN terhadap dunia usaha di indonesia dengan pembicara Bpk. Bonarsiyus Sipayung (Dit.PP I KPDJP, tim formatur UU PPN) dan Bpk. Untung Sukardji (pakar PPN, dosen STAN).

5. Tax Workshop: Pelatihan prosedur pembukuan dan pencatatan serta pengisian SPT berdasarkan ketentuan perpajakan terbaru. Dipandu langsung oleh perwakilan dari Direktorat Jenderal Pajak RI, yang pastinya sangat berpengalaman di bidangnya.

6.High School Tax Competition: terbuka untuk seluruh siswa SMA dengan prioritas utama siswa SMA dari Jabodetabek dan Banten.

For further information about TAX PARADISE 2010 (TP 2010) , please call 08998737273 (Henry), or 085664931642 (Aje) or click www.pajak-stan.com

Silahkan mengcopy-paste berita ini untuk disebarkan ke rekan-rekan yang lainnya.Boleh dialih bahasakan dalam bahasa Inggris jika diperlukan.

Tax Paradise 2010

Amazing Of Taxation...

Nggak PD mengemban amanah Dakwah?

Nih ada sedikit artikel yang bisa rekan2 baca (khusus-son bagi yang belum Pe-De dengan amanah yang akan atau sedang rekan2 emban).

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d.

Kalau teman-teman anda telah mempercayai anda untuk memegang sebuah amanah, maka hargailah kepercayaan itu. Sebab kepercayaan mereka bisa saja menjadi hikmah tersendiri. Misalnya, ternyata kepercayaan itu merupakan cara Allah SWT untuk mengarahkan anda menjadi orang yang shalih dan selalu menjaga citra diri sebagai muslim.

Barangkali kalau anda tidak mendapatkan kepercayaan itu, anda tidak terlalu risih bila melakukan hal-hal yang kurang dibenarkan dalam agama. Namun karena kini Anda memegang amanah itu, mau tidak mau Anda pun terpola dengan sendirinya untuk berlaku lurus, hanif, berhati-hati dan menjaga semua aturan Islam. Minimal anda punya sebuah rem untuk menahan hal-hal yang kurang selaras dengan Islam dengan jabatan yang kini anda panggul.

Sebaiknya Anda tidak perlu repot dulu dengan urusan niat atau motivasi. Jangan terlalu negatif dalam menilai diri. Maksudnya, anda tidak perlu merasa bahwa 'kealiman' anda itu hanya gara-gara sedang menjabat menjadi ketua LDK. Jadikan diri anda sebagai 'orang alim' karena Allah SWT. Namun bila motivasi itu terakselerasi dengan adanya jabatan yang kini anda pegang, tentu bukan hal yang perlu disesali.

Tentu saja 'kealiman' anda itu harus diusahakan se-original mungkin, bukan sekedar akting atau lips service belaka. Tapi manfaatkan posisi anda ini sebagai starting point menuju kepada kepribadian Islami. Kurangi sedikit demi sedikit segala maksiat dan munkarat yang mungkin pernah anda lakukan. Ganti dengan kebiasaan baik yang lebih Islami dan bernilai sunnah. Dan jangan lupa bahwa semua itu anda lakukan ikhlas karena Allah SWT, bukan karena jabatan semata. Usahakan se-istiqamah mungkin dalam menjalaninya.

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih." dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS Fushshilat: 30).

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Artikel di atas merupakan copas dari note temen hasil jawaban Ustd. Ahmad Sarwat..

MEMOTIVASI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN

ADA BANYAK cara untuk memotivasi orang lain mencapai sasaran atau menyelesaikan suatu tugas maupun mengatasi persoalan atau tantangan yang dihadapinya. Salah satu karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kemampuannya untuk memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan atau misi dari organisasinya. Seorang pemimpin yang tidak mampu memotivasi orang-orangnya, tidak lebih dari seorang penunjuk jalan, yang tahu ke mana harus pergi tetapi sepenuhnya tidak dapat mengendalikan mereka yang dipandunya.

Kemampuan seorang pemimpin untuk memotivasi anggota timnya sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosinya (EQ-nya). Paling tidak ada enam keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, sebelum dia dapat memimpin orang lain, yaitu:
1. Mengenali emosi diri
2. Mengelola emosi diri sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Mengenali emosi orang lain
5. Mengelola emosi orang lain
6. Memotivasi orang lain

1. Mengenali emosi diri

Keterampilan ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan. Setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas diri dan hidup kita.

2. Mengelola emosi diri sendiri

Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.


3. Memotivasi diri sendiri

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation). Kendali diri emosional ・menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati ・adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka kerjakan.


4. Mengenali emosi orang lain

Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain. Inilah yang disebut Stephen Covey sebagai komunikasi empatik. Berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam berhubungan dengan manusia secara efektif.


5. Mengelola emosi orang lain

Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan antarpribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk emosional. Semua hubungan sebagian besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi antarmanusia. Keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mampu membangun hubungan antarpribadi yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam dunia industri hubungan antarkorporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antarindividu. Semakin tinggi kemampuan individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain (baca: membina hubungan yang efektif dengan pihak lain) semakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruhan.


6. Memotivasi orang lain

Keterampilan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerja sama tim yang tangguh dan handal.
emh,,knp yang terakhir nich susah mendapatkannya ya??..??

Dholal (sesat) ?!?

Ketahuilah, bahwasanya setiap ilmu yang tidak didasari ajaran Qur'ani dan Sunnah rasul-Nya yang Shahih (valid) adalah Dholal (sesat), al Qur'an dan Sunnah rasul-Nya bukan untuk membenarkan ilmu dan tindakan anda/akan tetapi hendaknya ilmu dan tindakan anda sesuai dengan pesan Qur'ani dan Sunnah rasul-Nya.
Jadikan al Qur'an dan Sunnah rasul-Nya dasar pijakan ilmu dan ibadah anda, jika nalar anda dan dasar logika anda tidak mampu menjangkau kedalaman ilmu ini (tasawuf dan pengetahuan intuitif), sebaiknya anda Taslim dengan keimanan yang jernih dan jangan sekali-kali mengingkari sesuatu yang anda belum mampu menyibaknya, serahkan segala sesuatunya kepada Sang Maha Mengetahui/Dia-lah Allah Jallah Jalaalah, sebab setiap ilmu yang hadir dalam diri anda tidak akan terlepas dari tiga hal berikut ini.

Pertama: al Mukaalamah (ujaran-ujaran), yakni apa yang datang dalam kalbu (hati) anda melalui al Khawathir (bersitan-bersitan) Rabbaniyah (ketuhanan) dan Malakiyah (malaikat). Bersitan-bersitan tersebut tidak mungkin terbantahkan dan teringkari akal pikiran dan hati nurani. Sesungguhnya pembicaraan al Haq kepada segenap hamba-Nya dan pesan ketuhanan yang Dia sampaikan kepada hamba yang dikehendaki-Nya, adalah sebuah keniscayaan yang pasti diterima, tidak seorangpun dari makhluk-Nya yang mampu menolak. Diantara tanda pembicaraan al Haq kepada hamba yang dikehendaki-Nya itu adalah, sang pendengar secara Dharuriyah (primer) mengetahui dengan penuh keyakinan bahwa apa yang disimaknya adalah Kalaamullah (perkataan Allah), pendengaran yang disimak itu bersifat Kulli (universal), tidak dibatasi oleh al Jihah (ruang) serta tidak satu arah, sebab jika penyimakan itu terjadi hanya satu arah dan dibatasi oleh ruang, maka pendengaran tersebut tidak berlaku untuk arah juga ruang yang lain. Cobalah telisik kembali perihal nabi Musa as, ia mendengar Khitab (pembicaraan) dari Syajarah (pohon) yang tidak terikat oleh arah/ dan pohon itu sendiri merupakan arah. Demikian halnya dengan bersitan-bersitan Malaikat, tidak jauh berbeda dengan bersitan-bersitan ketuhanan/hanya saja kekuatan bersitan ketuhanan lebih kuat dibandingkan bersitan malaikat, kecuali bila bersitan itu bersifat primer, realita tersebut (kekuatan) tidak saja ada pada Mukallamah (pembicaraan)/namun juga pada Tajalli (penampakkan) al Haq. Manakala Anwaar. al Haq (cahaya-cahaya al Haq) termanifestasikan pada diri salah seorang hamba-Nya/ hamba itu mengetahuinya secara primer sejak kali pertama kemunculannya, bahwa cahaya tersebut adalah cahaya al Haq, baik berupa manifestasi sifat, nama, ilmu atau inti (dzat)-Nya. Jika cahaya al Haq tertajallikan pada diri anda niscaya anda akan bisa mengetahuinya sejak kali pertama, bahwa manifestasi tersebut adalah Nur al Haq (cahaya al Haq), atau sifat-sifat-Nya pun inti (dzat)-Nya, itulah sejatinya Tajalli (manifestasi). Pahami betul masalah ini, samudera tajalli luasnya tak bertepi. Adapun llham Ilahiyah (ketuhanan), Thariqah (metode) gapaiannya tersurat jelas dalam pesan Qur'ani dan Sunnah rasul-Nya, kriterianya sangat jelas. Jikalau ilham itu tidak sejalan dengan nilai-nilai Qur'ani dan Sunnah rasul-Nya, hendaknya proses amaliyah (laku) nya dihentikan, sebab bisikan setan sangat kuat dalam ilham ini. Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara ilham ketuhanan dan bisikan setan, karenanya Taslim dan iman kepada al Haq adalah sebuah kemestian yang harus dilakukan dalam menyikapi ilham ini, dengan tetap berpegang teguh kepada Ushuluddin (pokok-pokok ajaran agama), hingga al Haq membuka pintu makrifah (pemahaman) akan kesejatian Jala' al Khawathir (bersitan-bersitan hati) tersebut.

Kedua: Ilmu yang keluar dari lisan yang bersumber pada Intisab (runtutan) Sunnah dan Jama'ah/yakni ilmu yang berlandaskan legitimasi dan kesaksian secara utuh dan jernih. Jika anda dihadapkan pada etos keilmuan yang diluar jangkauan nalar logika/dan akal pikir anda tidak mampu menjangkaunya. Cara terbaik menyikapinya adalah dengan Taslim dan mempercayainya secara utuh, serta mentradisikan sikap Khusnudzanitas (pola piker positif) berikut yakin setulus hati. Anda harus menanamkan dalam diri anda dan mengakui dengan penuh kejujuran/ bahwa kekuatan akal insani sangatlah terbatas. Dengan pikiran positif dan keimanan yang jernih seperti itu berarti cahaya akal anda mengikuti cahaya iman anda/ begitulah semestinya anda menyikapi dimensi kegaiban seperti halnya anda menyikapi Dham/ Jala' al Khawatir (bersitan-bersitan hati) yaitu dengan mengedepankan iman yang tulus dan jernih/ mentradisikan Khusnudzanitas serta Taslim (pasrah diri) kepada al Haq.

Ketiga: Ilmu yang keluar dari lisan/ orang-orang yang Mufarraqah (memisahkan diri) dari Madzhab (aliran keagamaan)/ serta ilmu yang lahir dari mulut para ahli bid'ah. Ilmu semacam itii adalah Marfuud (ditolak). Namun demikian tidak ada kemestian harus ditolak/ selama ilmu tersebut masih dalam koridor al Kitab dan as Sunnah/ maka tidak ada alasan untuk menolak/ hanya saja sangat nihil ilmu semacam itu dilandasi pesan Qur'ani dan Sunnah rasul-Nya. Sebab para ahli bid'ah selalu menciptakan konsesus-konsesus keagamaan yang tidak memiliki dasar pijakan/ mengadakan sesuatu yang baru dalam agama yang tidak berpijak pada ajaran Qur'an dan Sunnah rasul-Nya/ padahal semua konsesus keagamaan sejak awal kelahiran Islam/ selalu berlandaskan pesan Qur'ani dan sunnah rasul-Nya yang Shahih (valid). Cobalah anda perhatikan dengan seksama/ apa yang keluar dari pesan Qur'ani dan sunnah rasul-Nya/ perihal jalan pilihan (petunjuk) seperti yang termaktub dalam firman-Nya. Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Q.s. al Qashashas 28: 56. Juga firman-Nya yang lain/ Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.s. asy Syura 42 :52. Begitu pula dengan sabda rasulullah saw/ Kalipertama yang diciptakan Allah adalah akal juga Kali pertama yang diciptakan Allah adalah al Qolam (pena), serta sabda beliau Kali pertama yang diciptakan Allah adalah Cahaya nabimu wahai Jabir. Maknailah sabda-sabda beliau itu dalam pemaknaan yang utuh/ serta menempatkannya pada porsi yang arif dan bijaksana/ agar anda memperoleh pemaknaan yang Syaamil (utuh) dan Kaamil (sempuma). Para alim (ulama) berpendapat/ keberadaan rasul saw itu sendiri adalah al Hidayah (petunjuk)/ terutama petunjuk untuk memakrifahi inti (dzat)Nya/ sedang Hidayah dalam pemaknaan umum (awam) adalah petunjuk yang mengantar kepada al Haq. Para alim juga berpendapat bahwa ketiga hadits diatas makna hakikinya adalah satu/ sedang I'tibarnya mengandung multi makna seperti halnya al Aswad (hitam)/ al Laami' (kilatan cahaya)/ al Buraaq (burung Buraq) adalah ibarat al Khabar (kabar), namun runtut historisnya berbeda-beda. Apa yang disajikan penulis (al Jailiy) dalam tulisan ini adalah untuk memperkaya khazanah pemahaman anda agar anda bisa mewaspadai/ bahwa satu Hijab (tirai penghalang) memiliki seribu wajah, supaya anda bisa menemukan formula yang tepat serta jalan yang shahih (valid) guna memahami paparan yang penulis sajikan pada karya ini dengan pemahaman yang utuh, teriring lantunan doa semoga kita semua bisa menjadi bagian komunitas para Muhaqqiqiin (ahli hakekat). AMien..

penggalan Buku: Insan Kamil Ikhtiar Memahami Kesejatian Manusia Dengan Sang Khaliq Hingga Akhir Zaman
Penulis : Syeikh Abdul Karim Ibnu Ibrahim Al Jaili
Penerbit : Pustaka Hikmah Perdana, Desember 2005

Tips Mencegah Prasangka Buruk

Berfikir Positif.
Dengan berfikir positif, kita akan selalu dapat melihat kebaikan orang lain sehingga menghindarkan kita dari prasangka buruk. Dengan selalu melihat kebaikan orang lain, kita pun akan berteman dengan orang-orang yang baik pula.

Lengkapi Informasi.
Sebelum menuduh seseorang, coba berfikir ulang, apakah info yang anda dapat sudah pasti kebenarannya. Mengecek dengan teliti benar atau tidaknya dugaan kita terhadap orang lain, akan sangat membantu menghilangkan prasangka buruk kepada orang tersebut.

Perluas Pergaulan.
Carilah teman sebanyak mungkin, jangan membatasi pergaulan hanya dengan orang-orang tertentu. Dengan pergaulan yang luas dan beragam, akan terbuka pikiran dan wawasan tentang segala hal yang ada di sekitar kita. Kitapun akan lebih mudah beradaptasi dan bertoleransi dengan orang lain.

Perbanyak Kegiatan.
Isi waktu dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Ini agar tidak ada waktu yang terbuang percuma sekaligus mencegah timbulnya pikiran-pikiran negatif.

Tingkatkan Ibadah.
Mendekatkan diri pada Tuhan dengan semakin meningkatkan kulitas ibadah merupakan salah satu cara yang efektif untuk menepis prasangka buruk serta membuat hati kita bersih dan damai. (kompas)

smoga kita bisa mengambil manfaatnya,, karena apapun yang kita lihat pada seseorang, blum tentu dia melakukannya,,, bahkan mungkin dia bisa jadi lebih baik daripada kita..

Ya Allah hindarkanlah kami dari prasangka buruk agar tidak membebani kmi kelak.. amien,,,

Berprasangka Buruk, bahayakah ?!?

Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurât (49):12)

Prasangka buruk (su’udzon) seseorang terhadap orang lain dapat timbul karena melihat latar belakang seseorang. A mempunyai prasangka buruk pada B, karena B mempunyai latar belakang yang kelam. B pernah mendekam di penjara selama 5 tahun. Latar belakang kelam inilah yang membuat seseorang menjadi berprasangka buruk.

Saat ini prasangka buruk seseorang tidak ubahnya dengan tanaman. Mulai dari bibit, dirawat dengan disiram dan diberi pupuk. Acara-acara infotainment lah yang menjadikan prasangka buruk tertanam dalam diri manusia. Selebritis A yang digosipkan sedang dekat dengan seorang pejabat. Perceraian selebriti B dan C, diawali oleh rumor yang beredar. Rumor itu mengatakan bahwa ada orang ketiga dibalik perceraian selebriti B dan C.

Mendengar berita yang belum jelas seperti ini akan menyebabkan para penonton berspekulasi dan berprasangka buruk pada para selebriti yang sedang bermasalah.

Setelah menerima berita gosip dan rumor ini, penonton pertama menyebarkan berita itu kepada orang lain, taruhlah namanya si D. D pun akhirnya ikut berprasangka buruk. Begitu seterusnya, prasangka buruk mewabah dan menjadi tren dalam masyarakat Indonesia.

Prasangka buruk akan menjadi sesuatu yang berbahaya bila terjadi antara suami dan istri. Mulanya prasangka buruk, namun ujungnya dapat menjadi menuduh seseorang yang mulia telah melakukan perbuatan zina. Menuduh orang beriman telah melakukan perbuatan zina -padahal dia tidak melakukannya- merupakan perbuatan dosa besar.

Dari Abu Hurairah ra. Nabi Saw. bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang menghancurkan.” Para sahabat bertanya, “Apa saja wahai Rasul?” Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh wanita mukmin yang menjaga diri.” (HR. Bukhari Muslim)

Bila prasangka buruk berujung pada tuduhan melakukan perbuatan maksiat, maka hal ini menjadi sesuatu yang berbahaya. Apalagi bila terjadi dalam hubungan suami istri.

Bila sudah seperti ini, syetan akan membisikkan hal-hal yang semakin memperkeruh suasana. Tujuan syetan dalam memperkeruh suasana adalah agar suami istri itu bercerai. Bila syetan berhasil menjadikan pasangan suami istri bercerai, maka hal ini termasuk prestasi syetan yang tertinggi.

Dari Jabir bin Abdullah ra dari Nabi Saw yang berkata: “Iblis meletakkan singgasananya di atas air kemudian ia mengutus para anak buahnya. Mereka yang paling bawah dari iblis posisinya adalah mereka yang paling parah fitnahnya. Salah satu dari mereka datang seraya berkata: ‘Aku telah melakukan ini dan itu.’ Lalu iblis berkata kepadanya: ‘Kau tidak melakukan apa-apa.’ Lalu salah satu dari mereka datang seraya berkata: ‘Aku tidak meninggalkan manusia sehingga aku telah memisahkan dirinya dengan istrinya.’ Lalu Iblis memposisikan anak buahnya ini dibawahnya seraya berkata: ‘Alangkah hebatnya kamu. Maka iblis menjadikannya sebagai pembantunya.” (HR. Muslim dan lainnya).

Ternyata prasangka buruk itu bukan perbuatan yang dapat dianggap ringan. Karena prasangka buruk dapat mengantarkan seseorang melakukan perbuatan dosa besar, yaitu menuduh orang-orang baik melakukan perbuatan maksiat. Prasangka buruk manusia akan menjadi makanan empuk bagi syetan. (kaunee)

Delete this element to display blogger navbar