Sabtu, 20 November 2010

Membicarakan Partikel Ni dalam Bahasa Jepang

Tulisan yang membahas tentang partikel ni dalam Bahasa Jepang ini saya rangkumkan sesuai pesanan seorang pengunjung blog dengan nama panggilan Bg Stand Ablaze-san


Secara lebih luas, semoga tulisan di bawah ini dapat sedikit membantu bagi yang membutuhkan penjelasan tentang partikel ni.


----

Sebelum membahas tentang partikel ni, sebaiknya kita membicarakan sedikit tentang pengertian partikel itu sendiri.

Dalam Bahasa Jepang, partikel disebut Joshi.
Iwabuchi Tadasu menjelaskan bahwa kelas kata seperti ga, ni, keredomo, made, ne, wa dan sebagainya dalam Bahasa Jepang disebut joshi. Oleh karena joshi dengan sendirinya tidak dapat membentuk sebuah bunsetsu, maka kelas kata ini termasuk kelompok fuzokugo. Joshi tidak mengalami perubahan [konjugasi/deklinasi]. Kelas kata seperti ini dalam Bahasa Inggris biasanya dipakai sebelum kelas kata lain, sedangkan dalam Bahasa Jepang dipakai setelah kelas kata lain [Tadasu, 1989:157].

Menurut teori yang lebih banyak berkembang, partikel dibagi dalam empat klasifikasi.
Yaitu fukujoshi, kakujoshi, setsuzokushi dan shuujoshi.

Nah, partikel ni yang akan kita bicarakan ini termasuk ke dalam kelas Kakujoshi.
Kakujoshi biasanya dipakai setelah taigen [meishi = nomina] untuk menyatakan hubungan satu bunsetsu dengan bunsetsu lainnya [Tadasu, 1989:48].
Dalam Kakujoshi, si ni ini memiliki teman-teman yang antara lain, de, e, ga, kara, no, o, to, ya, dan yori [ha? Ada Iorii..!! ^o^].
Sedikit lebih spesifik, partikel ni dipakai untuk menyatakan hubungan nomina yang ada sebelumnya dengan predikat pada kalimat itu.

Sekarang mari kita lihat, ngapain aja sih aktivitas ni di kelasnya?

a. Untuk menyatakan tempat beradanya seseorang, binatang atau benda-benda lainnya.
o) Gakkou no mae ni koen ga aru. [Di depan sekolah ada taman umum].
o) Kare wa ima demo engekikai ni kunrin shite imasu. [Bahkan sekarang pun ia masih mendominasi dunia pertunjukan.]

b. Dapat dipakai setelah kata-kata yang menyatakan waktu [jam, hari, tanggal, bulan, tahun]. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pada saat yang disebutkan, telah atau sedang dilakukannya suatu aktivitas/kejadian tertentu.
o) Anata wa nangatsu nannichi ni umaremashita ka? Terjemahan bebasnya [Tanggal berapa anda lahir?]
o) Juu ichi-ji ni terebi o mimasu. [Saya nonton TV jam sebelas malam].

c. Partikel ni memiliki fungsi yang sama dengan partikel e yang menyatakan tempat tujuan [kalimat pertama], tempat pulangnya kembali [kalimat kedua] atau tempat kedatangan [kalimat ketiga].
o) Heya ni hairu. [Masuk ke kamar.]
o) Daidokoro ni modotte kita. [Datang kembali ke dapur.]
o) Roku-ji ni uchi e dete, shichi-ji ni kaisha ni tsukimashita. [Pergi ke luar rumah jam enam dan pulang kembali dari kantor jam tujuh.]

Ni juga dapat digunakan untuk menunjukkan arah.
o) Watashi no uchi wa nishi ni muite iru. [Rumah saya menghadap ke arah timur.]
o) Hidari ni magatte kudasai. [Tolong belok ke kiri.]

d) Untuk menyatakan jumlah sesuatu kata-kata yang menyatakan jumlah sesuatu untuk menunjukkan batas, standar atau taraf-taraf tertentu.
o) Juugofun ni ippon densha ga kuru. [Lima belas menit sekali keretanya datang.]
o) Sankagetsu ni ichido atsumarimasu. [Berkumpul tiga bulan sekali.]

e) Partikel ni dapat dipakai untuk menyatakan obyek suatu aktivitas.
o) Sensei ni shitsumon suru. [Bertanya pada guru.]
o) Shachou ni houkoku shimasu. [Memberi informasi pada atasan.]
o) Watashi wa Tanaka-san ni denwa o kakemashita. [Saya menelepon Saudara Tanaka.]

f) Partikel ni memiliki fungsi yang sama dengan partikel kara yang dapat dipakai untuk menyatakan asal suatu benda/perkara.
o) Tomodachi ni tegami o moratta. [Menerima surat dari teman.]

g) Partikel ni dapat dipakai untuk menyatakan tujuan dilakukannya suatu aktivitas.
o) Gorufu ni iku. [Pergi untuk main golf.]
o) Nihongo o benkyou shi ni gakkou e itta. [Pergi ke universitas untuk belajar Bahasa Jepang.]

h) Dipakai setelah nomina untuk menyatakan sebab-sebab atau alasan.
o) Ureshisa ni naite iru. [Menangis dengan bahagia.]

i) Dipakai setelah kata-kata yang menyatakan hasil suatu perubahan atau pekerjaan.
o) Nihongo no sensei ni naru. [Menjadi guru.]
o) Shingo ga aka ni kawaru. [Lampu merah berubah menjadi merah.]
*aka yang berarti merah ini merupakan konjugasi dari kata sifat berakhiran ~i ke kata benda

j) Dipakai dengan kata kerja 'non perbuatan' tertentu, yang subyeknya tetap berada pada tempat perbuatan atau kejadian
o) Yamada-san wa genzai Yotsuya ni sunderu. [Yamada-san tinggal di Yotsuya.].. ?
o) Terada-san wa Shinjuku no ginkou ni tsutomete iru. [Terada san bekerja pada bank di Shinjuku.]
* kata kerja semacam hataraku dan shigoto memakai partikel de
o) Anata wa boku no yume no naka ni nandomo dete kita. [Kau masuk ke alam mimpiku beberapa kali.] << eh kalimat abstrak ini sebaiknya ditaruh dimana ya?

k) Dipakai dengan kata kerja yang menunjukkan suatu perbuatan yang telah atau akan dilakukan dan keadaan yang akan atau telah terjadi dari perbuatan itu adalah statis
o) Ano isu ni suwatte hon o yonderu hito wa dare desu ka? [Orang yang sedang duduk dan membaca buku itu siapa?]
o) Yama no ue ni yuki ga tsumotte iru ne. [Salju tertimbun di puncak kan?]
o) Sumimasen ga, kabe ni kakatte iru watashi no kotto o totte kuremasen ka? [Maaf, dapatkah mengambilkan jaket saya yang tergantung di dinding.] [..]

l) Menunjukkan pengantar sebuah verba pasif [orang/benda yang menyebabkan perbuatan]
o) Ie ni kaeru tochuu de ame ni furareta. [Selama dalam perjalanan pulang, turun hujan.] [..]

m) Partikel ni dipakai untuk menunjukkan kata dasar yang dimaksudkan oleh suatu perbuatan yang dilakukan. Misalnya, motozuku [berdasarkan] dan yoru [ menurut, sesuai].
o) Ano eiga wa yuumei na shosetsu ni motozuite tsukuraremashita. [Film itu dinuat berdasarkan sebuah novel terkenal.]
o) Terebi no fukyu ni yotte gaikoku no yousu ga yoku wakaru you ni natta. [Berkat meluasnya siaran televisi, kami mengerti dengan baik keadaan negara-negara lain.]

n) Partikel ni dipakai untuk menunjukkan sepasang manusia atau benda yang biasanya disebut bersama-sama. Dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan 'dan'.
o) Romeo ni Jurietto. [Romeo dan Juliette.]
o) Fuji-san ni geisha. [ Gunung Fuji dan geisha.] *ungkapan usang mengenai Jepang


Nah, sepertinya sekarang kita akan memasuki area berpusing-pusing ria nih..


Perbedaan Partikel Ni dengan Partikel De

A. Prinsipnya, partikel ni dipakai untuk menyatakan tempat suatu benda, sedangkan partikel de dipakai untuk menyatakan tempat dilakukannya suatu aktivitas. Maka, dalam hal ini partikel ni tidak dapat diganti dengan partikel de.

1) Partikel ni yang menyatakan eksistensi suatu benda.
a) Kare wa shokudou ni iru. [Dia ada di kantin.]
b) Tsukue no ue ni hon ga aru. [Di atas meja ada buku.]

2) Partikel ni yang secara konkret dan jelas menyatakan keadaan [keberadaan] suatu benda.
c) Yama no shita ni kawa ga unette iru. [Di bawah gunung, sungai meliuk-liuk] << terjemahannya sedikit sulit ya ^^
d) Ike no soba ni hana ga saite iru. [Di dekat kolam, ada bunga yang mekar.]

3) Partikel ni yang menyatakan bahwa keberadaan benda itu merupakan hal yang terlihat atau terasa.
e) Mukou ni yama ga mieru. [Di seberang terlihat gunung.]

Sebaliknya, karena partikel de pada kalimat (f) berfungsi menyatakan tempat dilakukannya aktivitas kare [dia], maka partikel de pada kalimat ini pun tidak mungkin diganti dengan partikel ni.
f) Kare wa mainichi koko de tenisu o suru. [Dia setiap hari main tenis di sini.]


B. Partikel ni dipakai untuk menyatakan tempat beradanya benda yang menjadi subyek suatu aktivitas atau perbuatan yang dilakukan oleh subyek/tema.

g) Watashi wa soko ni gomi o suteta.
h) Kare wa Shinjuku ni tochi o katta.

Partikel ni pada kalimat (g) dan (h) bisa diganti dengan partikel de seperti pada kalimat (i) dan (j). Namun sebagai akibatnya makna kalimatnya akan berubah.
i) Watashi wa soko de gomi o suteta.
j) Kare wa Shinjuku de tochi o katta.

Partikel ni pada kalimat (g) dipakai untuk menerangkan bahwa kata soko merupakan tempat yang dipakai untuk membuang sampah [menjadi tempat sampah]. Kalau partikel itu diganti dengan partikel de seperti pada kalimat (i), maka kata soko yang ada sebelumnya itu berubah maknanya menjadi tempat dimana subyek berada pada waktu membuang sampah. Jadi dalam kalimat (i), tidak jelas [tidak diketahui] ke [tempat] mana sampah itu dibuang. Hal ini juga terjadi pada kalimat (j). Dalam kalimat (j) dinyatakan bahwa kare [dia] sudah membeli tanah dan pembeliannya itu dilakukan di Shinjuku. Dalam kalimat ini tidak diketahui tanah yang ada dimana yang dibelinya itu [bandingkan dengan kalimat (h)].

C. Partikel ni dipakai untuk menyatakan beradanya subyek pada suatu tempat sebagai hasil aktivitas atau pekerjaan yang sudah dilakukan.

k) Gakuseitachi wa isu ni koshikaketa. [Para murid telah duduk di bangku.]
l) Kare wa ano kawa ni ochita rashii. [Sepertinya dia terjatuh di sungai.]

Tetapi baik partikel ni maupun partikel de dapat dipakai seperti pada kalimat (m) dan (n) di bawah ini.
m) Kare wa ano beddo ni nette iru.
n) Kare wa ano beddo de nette iru.

Perbedaaan partikel ni dan partikel de pada kalimat di atas dititik-beratkan pada cara-cara kita mendeskripsikan kalimat-kalimat tersebut. Partikel ni dipakai pada kalimat (m) dan pemikiran bahwa kare [dia] pada saat itu ‘sedang berada’ di tempat tidur, sedangkan partikel de dipakai pada kalimat (m) dengan pemikiran bahwa kare pada saat itu ‘sedang melakukan aktivitas tidur’ di tempat tidur. Oleh sebab itu, biasanya akan lebih alamiah apabila kalimat (n) dilengkapi kata keterangan yang berkenaan dengan aktivitas atau perbuatan, misalnya dengan kata gussuri sehingga menjadi kalimat (o).

o) Kare wa ano beddo de gussuri nete iru. [Dia tertidur dengan lelap di tempat tidur.]


Perbedaan Partikel Ni dengan Partikel O

p) Kare wa ano michi ni itta.
q) Kare wa ano michi o itta.

Makna kedua kalimat (p) dan (q) di atas benar-benar berbeda. Perbedaan ini dikarenakan peran kata keterangan tempat ano michi yang dipakai pada kalimat (p) berbeda dengan kalimat (q). Kata ano michi pada kalimat (p) merupakan tempat sampai, tiba atau tempat kedatangan kare. Sedangkan kata ano michi pada kalimat (q) sebagai tempat yang dilalui/dilewati kare.
Sekarang perhatikanlah kalimat (r) dan kalimat (s). Keduanya tidak ada perbedaan seperti yang terjadi pada kalimat (p) dan (q).

r) Watashi wa ano yama ni noboru koto ga aru.
s) Watashi wa ano yama o nobotta koto ga aru.

Perbedaan antara kalimat (r) dan (s) adalah dalam kalimat (r) terdapat penekanan [titik berat] pada masalah tiba, sampai atau kedatangan di [puncak] gunung [ano yama]. Sedangkan dalam kalimat (s) terdapat penekanan pada proses pendakian gunung [ano yama]. Maka, kalau hanya untuk menyatakan ada-tidaknya pengalaman mendaki gunung tanpa mempermasalahkan proses pendakian, maka akan terasa lebih alamiah kalau dipakai kalimat (s).

Dalam kombinasi antara aktivitas dan tempat yang termasuk jenis ini terdapat juga ungkapan yang menitik-beratkan tempat sampai, tiba atau kedatangan seperti dalam kalimat-kalimat:
t) Kare wa nikai ni agatta. [Dia pergi ke lantai dua.]
u) Watashi wa chikasetsu ni orita. [Saya turun dari chikasetsu.]

Selain itu terdapat juga ungkapan yang menitik-beratkan tempat yang dilewati/dilalui seperti dalam kalimat:
v) Kare wa nagai kaidan o agatta. [Dia melakukan diskusi yang panjang.]
w) Ano saka o oriru toki wa, ki o tsukenasai. [Saat turun dari bukit, berhati-hatilah.]

Perlu kita perhatikan bahwa partikel ni pada kalimat (t) dan kalimat (u) tidak bisa diganti dengan partikel o. Namun kita tidak dapat mengatakan bahwa partikel o pada kalimat (v) dan (w) tidak mungkin diganti partikel ni.


Perbedaan Partikel To dengan Partikel Ni yang Menyatakan Objek pada Suatu Kalimat

Berikut perbedaan kedua partikel seperti yang disarikan Tomita Takayuki [1992:55-56].
1.a A-san wa B-san to kekkon shimashita.
1.b B-san wa A-san to kekkon shimashita.
2.a A-san wa B-san to kenka shimashita.
2.b B-san wa A-san to kenka o shimashita.

Seperti kita lihat pada contoh kalimat di atas, kalimat 1.a dapat diubah menjadi 1.b, begitu juga kalimat 2.a dapat diubah menjadi kalimat 2.b. Perubahannya terjadi hanya karena pertukaran posisi subyek dan obyek pada kalimat-kalimat itu. A-san sebagai subyek baik pada kalimat 1.a maupun 2.a ditukar dengan B-san yang pada mulanya berkedudukan sebagai obyek. Demikian juga B-san sebagai objek dapat ditukar dengan A-san yang pada mulanya berkedudukan sebagai subyek sehingga terjadilah kalimat 1.b dan 2.b. Walaupun kedua kalimat ini diubah posisinya, tetapi maknanya tetap sama.
Atau dengan kata lain, partikel to di sini menunjukkan bahwa si subyek dan si obyek memiliki peran yang sama. Baik A-san maupun B-san keduanya secara sadar, secara aktif dan dengan kemauannya masing-masing melakukan kegiatan yang sama. Baik A-san maupun B-san secara aktif menjadikan pasangannya sebagai obyek.
Karena partikel to menunjukkan aktivitas subyek dan obyek secara bersamaan, maka partikel to pada empat kalimat di atas tidak dapat diganti dengan partikel ni yang menyataan aktivitas yang sepihak.
Misalnya:
3.a A-san wa B-san ni kekkon shimashita. {x}
3.b B-san wa A-san ni kekkon shimashita. {x}
4.a A-san wa B-san ni kenka o shimashita. {x}
4.b B-san wa A-san ni kenka o shimashita. {x}

Sekarang perhatikanlah kalimat-kalimat berikut:
5.a A-san wa B-san ni denwa o kakemashita.
5.b B-san wa A-san ni denwa o kakemashita.
6.a A-san wa, sono koto o sensei ni shirasemashita.
6.b Sensei wa, sono koto o A-san ni shirasemashita.

Pada kalimat 5.a walaupun A-san dan B-san bersama-sama berbicara menggunakan pesawat telepon, yang pertama menelepon adalah A-san dan yang ditelpon adalah B-san. Begitu juga pada kalimat 6.a yang memberitahu adalah A-san sedangkan yang diberitahu adalah sensei. Partikel ni dalam kalimat itu menunjukkan kegiatan yang sepihak. A-san lah sebagai subyek yang melakukan kegiatan dan menjadikan B-san dan sensei sebagai obyek. Akibatnya, kedudukan obyek dan subyek pada kalimat ini tidak dapat diputarbalikkan. Kalau pun dipaksakan untuk diputarbalikkan, dimana subyek menjadi obyek dan obyek menjadi subyek, maka makna kalimatnya akan berubah.
Perubahan maknanya menjadi:
Bila sebelumnya A-san yang menelpon dan B-san yang ditelpon, sekarang berubah menjadi B-san yang menelpon dan A-sanlah yang ditelpon.

Sedangkan pada kalimat 6.a dan 6.b perubahan maknanya menjadi:
Bila pada kalimat 6.a A-san yang memberitahu Sensei, maka pada kalimat 6.b Senseilah yang memberitahu A-san.

Lalu bagaimanakah mengenai kalimat-kalimat berikut:
1.a A-san wa B-san to aimashita.
1.b A-san wa B-san ni aimashita.
2.a A-san wa kuruma o unten shite ite torakku to butsurikarimashita.
2.b A-san wa kuruma o unten shite ite torakku ni butsukarimashita.
3.a A-san wa kuruma o unten shite ite denchuu ni butsukarimashita.
3.b * A-san wa kuruma o unten shite ite denchuu to butsukarimashita. {x}

Pemakaian partikel to dan ni pada kalimat 1.a dan 1.b dapat dibenarkan; namun berdasarkan fungsi partikel pada penjelasan sebelumnya, maka kedua kalimat tersebut memiliki makna yang berbeda.
Pada kalimat 1.a baik A-san maupun B-san secara bersama-sama merasa ingin bertemu, bermaksud bertemu, mungkin juga kedua orang itu berjanji untuk bertemu di suatu tempat sehingga terjadilah pertemuan itu. Sedangkan pada kalimat 1.b, yang ingin bertemu ialah A-san. Secara sepihak A-san-lah yang merasa ingin bertemu dengan B-san, bermaksud bertemu B-san dan akhirnya pergi ke suatu tempat dimana B-san berada.

Hal ini hampir sama dengan kalimat 2.a dan 2.b. Kalimat 2.a memiliki makna bahwa mobil yang ditumpangi A-san dan truk [yang dikendarai oleh orang lain] kedua-duanya berjalan dari arah yang berlawanan lalu bertabrakan. Sedangkan kalimat 2.b memiliki makna bahwa mobil yang ditumpangi A-sanlah yang menabrak truk yang sedang berjalan dari arah belakang truk, atau mungkin juga menabrak truk yang sedang berhenti. Dengan demikian, tentu saja kalimat 3.a dapat dibenarkan sedangkan kalimat 3.b terasa tidak alamiah sebab tiang listrik tidak bisa berjalan sendiri.


Tentang made ni..

KB [waktu] made ni KK.
Menunjukkan batas waktu dimana perbuatan/aksi harus selesai; jadi perbuatan/aksi itu harus dilakukan sebelum batas waktu yang ditunjukkan oleh made ni itu.
1) Kaigi wa goji made ni owarimasu. [Rapat akan berakhir paling lambat sebelum jam lima.]

2) Doyoubi made ni hon o kaesanakereba narimasen. [Harus mengembalikan buku paling lambat sebelum hari Sabtu.

Dalam hal ini, made ni tidak bisa disamakan dengan kalimat seperti berikut:

Goji made hatarakimasu. [Bekerja sampai jam lima.]


Selain fungsi-fungsi yang telah disebutkan di atas, rupanya partikel ni juga dapat menyertai beberapa fukushi.
Mengenai fukushi yang dapat disertai dengan partikel ni ini, misalnya:
1) Jiki ni : dengan langsung, dengan segera, terus, lantas, sebentar lagi, dengan
selekas-lekasnya
2) Sude ni : sudah, telah, dulu, dahulu
3) Sugu ni : segera, langsung, lantas, serta-merta, dengan mudah, secepat-cepatnya, tidak lama
4) Tachimachi ni: dengan segera, lantas, langsung
5) Tadachi ni : dengan segera, lantas, langsung
6) Tagai ni : saling, satu sama lain
7) Tsui ni : akhirnya, kesudahannya, penghaabisannya.

Misalnya:
1)Ano futari wa tagai ni shiriai desu. [Kedua orang itu saling mengenal satu sama lain.]
2)Sugu ni yoru ga akeyou.
*.. sugu ni yoru ga akeru =cepat malam selesai =cepat datang pagi
yo ake=waktu lanjutnya berwarna sinar matahari
Berdasarkan penjelasan di atas, jadi mungkin artinya, “Lekaslah fajar.” bigsmile

Kira-kira demikian yang dapat saya rangkumkan mengenai partikel ni..
Rupanya partikel ini banyak fungsinya ya.
..


Sekarang pertanyaannya adalah apakah partikel itu sulit?
Tergantung cara anda mempelajarinya. Tapi saya kira, akan banyak yang setuju kalau saya katakan bahwa cuma satu persen yang mengatakan bahwa partikel itu sangat mudah [kalau menurut buku yang saya baca, malah nol persen ^^] bigsmile


*Adanya tanda-tanda baca yang tidak lazim merupakan kebingungan saya dalam menerjemahkan. Mohon maklum ya bigsmile



--

Sumber:
Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri A oleh Primus-senseiSudjianto, 1996
Gramatika Bahasa jepang Modern Seri B oleh Sudjianto, 2000
Partikel Penting Bahasa Jepang Naoko Chino, 1993
Minna no Nihongo I Terjemahan dan Tata Bahasa dalam Bahasa Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar