Rabu, 30 Desember 2009

Free Download Membongkar Gurita Cikeas Full

Sebuah buku yang sedang hot saat ini. banyak orang yang ingin membacanya dan banyak orang yang rela mengeluarkan ribuan uang untuk sekedar melihatnya. Sebenarnya apa isi buku itu dan bagaimana tanggapan tokoh-tokoh Indonesia??

Beikut isi buku itu, kami berikan GRATIS untuk anda…

Membongkar Gurita Cikeas

Ada beberapa tanggapan yang muncul terkait dengan penerbitan buku ini. Tokoh senior Muhammadiyah, Amien Rais, mengaku telah melahap habis buku Membongkar Gurita Cikeas dalam hitungan jam. Lantas, bagaimana pendapatnya setelah membaca habis buku karya George Aditjondro tersebut?

“Saya mendapat info yang masih sepihak. Buku ini merupakan gabungan dari berbagai sumber sekunder, seperti internet, jurnal, dan koran. Data-data ini kemudian digabung-gabungkan. Tidak ada hasil penelitian sendiri,” ujar Amien, Minggu (27/12/2009) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Ditambahkannya, dalam pemahaman akademis, memang kekuatan data sekunder tidak terlalu berbobot. Namun, lanjut Amien, tentu data-data sekunder yang digunakan George tetap mengacu pada realitas yang ada.

Sementara itu, mantan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault mengaku belum membaca buku tersebut. Namun, Adhyaksa meminta siapa pun jangan melakukan tindakan asal tuduh.

Tuduhan ini, bersama tuduhan lainnya, membuat pemerintah tidak fokus dalam menjalankan program kerja 100 hari. “Maka itu, saya menyarankan agar kasus Century dapat segera dituntaskan sehingga pemerintah dapat fokus menjalankan perannya,” ujar Adhyaksa.

Yach…

ada baiknya kita jangan asal bicar, tetapi coba kita baca n kita resapi dahulu isinya..

Kalo ada tanggapan, silahkan..

Minggu, 20 Desember 2009

Tinggalkan Konflik, Jalin Ukhuwah

Konflik adalah hal yang setiap hari kita hadapi, sebagai manusia kita tidak bisa terlepas dari konflik, demikian juga dalam berpolitik, dengan semangat ukhuwwah Islamiyyah mari kita coba untuk menganalisa sumber konflik politik tersebut, dampaknya, dan solusi Islam untuknya demi persatuan, kesatuan, serta kejayaan umat Islam.

Sumber Konflik
Konflik di kalangan elite politik dalam alam demokrasi seperti sekarang, paling tidak disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, Perebutan kekuasaan. Sesuai dengan definisi politik yang dikembangkan dalam wacana sistem pemerintahan demokrasi, yakni politik adalah upaya meraih dan mempertahankan kekuasaan, (lihat Miriam Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik) maka perebutan kekuasaan menjadi hal yang niscaya laksana perebutan gelar juara dalam pertandingan tinju.

Upaya merebut dan mempertahankan kekuasaan inilah yang kemudian melahirkan strategi dan taktik yang tidak sepi dari rekayasa, tipuan, bahkan fitnah dan tidak jarang menghasilkan konflik yang fatal dan dendam kesumat berkepanjangan.

Kedua, tidak saling percaya. Akibat salah mendefinisikan politik sebagai upaya merebut dan mempertahankan kekuasaan, maka tidak jarang terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Bahkan pameo bahwa “kekuasaan cenderung korup” dan “kekuasaan mutlak pasti korupnya” seakan telah menjadi aksioma yang tak boleh dibantah. Akibatnya, selalu ada kecurigaan dan rasa tidak saling percaya di antara para pelaku politik.

Logika yang dikembangkannya pun menjadi salah kaprah. Setiap kritik dan koreksi terhadap penguasa dilihat sebagai upaya menjegal penguasa. Sebaliknya, setiap penjelasan dari penguasa akan dilihat sebagai sekedar upaya mempertahankan kekuasaan. Sebagai contoh, Amien Rais yang selalu vulgar dalam kritiknya terhadap presiden Gus Dur dinilai kalangan pendukung presiden Gus Dur sebagai orang yang tak tahu diri, dulu –dengan poros tengahnya– ngotot mengangkat Gus Dur, kini malah hendak menjatuhkannya. Sebaliknya, isu pencopotan Rozy Munir dari jabatannya sebagai menteri BUMN dipandang sebagai upaya menaikkan pamor presiden menjelang Sidang Tahunan bulan depan.

Ketiga, ngotot dan merasa benar sendiri lantaran sikap demi kepentingan kelompok dan tiadanya tolok ukur yang baku dalam menilai permasalahan. Jika kedua faktor sumber konflik di atas dikelola dengan pedoman dan tolok ukur baku yang dipercayai semua fihak, mengurangi bahkan menghentikan konflik masih dimungkinkan. Namun jika kehidupan politik tanpa tolok ukur yang baku, maka konflik cenderung timbul terus bahkan sangat mungkin berkepanjangan. Demokrasi sendiri sebagai sebuah sistem politik tidak memiliki tolok ukur yang baku dalam menyelesaikan konflik. Keputusan selalu diambil dengan suara terbanyak (mayoritas) baik mutlak maupun relatif, sementara mayoritas suara itu sendiri justru bersifat relatif dan mudah berubah. Di masa orde lama, suara mayoritas adalah suara PNI + PKI. Di masa orde baru, suara mayoritas adalah suara ABRI + Golkar. Dan di masa kini suara mayoritas bisa jadi sangat mudah berubah-ubah karena tidak ada partai yang menang mutlak dalam pemilihan umum. Kalau pada sidang MPR tahun lalu gabungan poros tengah + Golkar bisa mengantarkan Gus Dur ke kursi kepresidenan, kini dirumorkan bahwa dalam sidang mendatang Amien Rais menjalin hubungan dengan Golkar dan PDI untuk menggusur Gus Dur dari kursi yang sama.

Dalam Islam tolok ukur untuk mengatasi perkara perselisihan antara satu pihak dengan pihak lain telah jelas, yakni Al Qur’an dan Sunnah yang jelas merupakan wahyu Allah SWT, satu-satunya sumber kebenaran. Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya),” (QS. An Nisa 59).

Konflik Elit: Yang Rugi, Umat Islam
Konflik elite di pusat justru memicu disintegrasi di daerah. Ini ditambah lagi dengan seringnya pernyataan bahwa konflik di daerah didalangi oleh sejumlah elite dari pusat. Yang jelas, konflik di pusat memberikan ruang kepada daerah untuk melepaskan diri dengan berbagai alasan.

Yang menarik, disintegrasi daerah ini justru bermodus meminta intervensi asing dan internasionalisasi krisis di daerah. Setelah kasus Timor Timur, kini Maluku dan Papua sedang merangkak ke sana dengan adanya permintaan intervensi dari tokoh-tokoh Gereja kepada dunia internasional yang tentunya dikuasai oleh orang-orang Kristen.

Oleh karena itu, kita patut waspada bahwa konflik antar elite politik bukan tidak mungkin di sini adalah hasil konspirasi internasional untuk melepaskan sebagian wilayah negeri ini agar menjadi wilayah Kristen seperti yang terjadi pada kasus Timor Timur. Kalau itu terlambat kita sadari tentunya kaum muslimin di negeri ini suatu ketika akan gigit jari dengan lepasnya bumi dan segenap kekayaan tanah airnya dicaplok oleh konspirasi internasional kaum kafirin.

Konflik elite yang kita lihat ada nuansa rekayasanya ini tampak sebagai konflik sesama muslim. Dalam situasi kaum muslimin terbelit konflik sesama mereka itu justru sejumlah tokoh gereja meminta bantuan asing untuk intervensi di wilayah Maluku. Ini tentu membawa kecurigaan bahwa konflik antar elite politik muslim ini merupakan jebakan untuk memindahkan konflik antara muslim dengan musuh mereka yang kafir menjadi konflik sesama muslim. Sementara sesama kaum muslimin bersitegang, kaum kafir mengambil keuntungan. Sebab bila pasukan internasional muncul, justru mereka akan mengerat wilayah kaum muslimin untuk dibagi dengan orang-orang kafir dan dipisah dari kesatuan wilayah kaum muslimin seperti yang terjadi di Bosnia.

Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin sadar bahwa bangsa-bangsa kafir senantiasa akan berusaha memecah-belah kesatuan negeri kaum muslimin untuk menaklukkan kaum muslimin. Mereka tak mungkin menguasai kaum muslimin kecuali setelah berhasil memecah-belah kaum muslimin. Rasulullah saw. mengingatkan kita akan bahaya yang akan menimpa kaum muslimin dengan sabdanya:

Sungguh aku meminta kepada Rabb-ku bagi umatku agar umatku itu tidak binasa karena wabah kelaparan dan musuh selain dari kalangan mereka sendiri tidak dapat menguasai mereka hingga masyarakat mereka terjaga. Dan sungguh Rabb-ku berfirman : Wahai Muhammad, sesungguhnya bila Aku telah menetapkan suatu putusan maka putusan itu tidak dapat ditolak. Sungguh Aku telah memberimu bagi umatmu bahwa mereka tidak dibinasakan oleh wabah kelaparan dan musuh selain dari kalangan mereka sendiri tidak dapat menguasai mereka hingga masyarakat mereka terjaga sekalipun dikepung dari berbagai penjuru, hingga mereka saling menghancurkan satu sama lain dan saling menawan satu sama lain.” (HR. Muslim).

Hadits ini jelas menyatakan bahwa umat Islam tidak akan hancur luluh lantaran dikepung bangsa-bangsa di dunia yang bersekutu melawan umat Islam jika umat tidak berpecah-belah..

Kembali ke Khitthah: Ukhuwah Islamiyyah
Islam mengajarkan agar sesama muslim merasa bersaudara. Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara ” (QS. Al Hujurat 10).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan bahwa seluruh kaum muslimin adalah bersaudara dalam agamanya (ukhuwwah fiddiin).

Ayat di atas jelas menyebut hanya orang-orang mukmin yang bersaudara. Lafazh ?¥???†?‘???…???§ dalam ayat di atas yang merupakan alat pembatas (adatul hasr) secara tegas bahwa persaudaraan bagi seorang pemeluk dinul Islam hanya berlaku terhadap seorang muslim yang lain. Tidak ada persaudaraan dengan pemeluk agama atau keyakinan selain Islam.

Dengan demikian ikatan persaudaraan yang hanya boleh dimiliki oleh kaum muslimin adalah ikatan aqidah dan hukum-hukum Islam. Jadi tidak bisa dibenarkan adanya persaudaraan-persaudaraan yang dikembangkan atas tali yang lain seperti ikatan persaudaraan setanah air (ukhuwwah wathoniyyah) dan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah). Sebab tidak ada dalilnya dalam Islam dan Rasulullah saw. bersabda:

Siapa yang mengerjakan suatu aktivitas yang tidak kami perintahkan atasnya maka amalnya itu tertolak“.

Ukhuwwah Islamiyyah bagi sesama muslim itu harus ada manifestasinya secara nyata, misalnya seorang muslim tidak menzhalimi muslim yang lain dan tidak menyerahkannya kepada musuh. Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Muslim itu saudara seorang muslim, dia tidak menzhaliminya dan tidak menyerahkannya kepada musuh. Siapa saja yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya; dan siapa saja yang membebaskan seorang muslim dari kesulitan, Allah SWT akan membebaskannya dari suatu kesulitan di hari kiamat; dan siapa saja yang menutupi aib sesama muslim niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat” (lihat Fathul Kabir III/275).

Hadits tersebut jelas bahwa menyebut bentuk-bentuk praktis manifestasi ukhuwah Islamiyyah di antara sesama muslim secara individual. Bentuk-bentuk tersebut dapat kita jumpai dalam berbagai ayat maupun hadits yang berkenaan dengan perwujudan praktis ukhuwah Islamiyyah dalam kehidupan seorang muslim terhadap saudara sesama muslim yang ada di sekitarnya, di antaranya larangan mengghibahnya, memfitnah, menyelidiki dan membuka aib, menipu, berdusta, kikir, menghinanya, mencelanya, melanggar kehormatannya, membunuhnya, dan larangan membeli barang yang sedang ditawar saudaranya atau melamar wanita yang sedang dalam status dilamar saudaranya. Sebaliknya banyak ayat maupun hadits yang justru mendorong seorang muslim bersikap lemah lembut terhadap sesama muslim, bersahabat, berkasih sayang, saling mengucapkan salam dan berjabatan tangan, saling memberikan hadiah, bahkan mewasiatkan harta tatkala hendak meninggal, mendoakan sesama muslim, mengunjungi, bersama dalam suka dan duka, menjenguk yang sakit, dan mengurus jenazah yang meninggal dunia.

Secara komunal, ukhuwwah Islamiyyah di antara kaum muslimin itu diwujudkan dalam tiga bentuk. Pertama, kesatuan umat dan daulah. Kedua, mempertahankan negeri Islam dan pemerintahan khilafah. Ketiga, amar makruf nahi mungkar atas kaum muslimin dan penguasa.

Khatimah
Kini jelaslah bahwa jalan utama menyelesaikan konflik elite dan segala turunannya yang jelas merugikan kaum muslimin adalah dengan kembali ke khitthah umat Islam semesta, yakni menegakkan ukhuwwah Islamiyyah baik secara individual maupun komunal.

Berkaitan dengan hal itu kaum muslimin harus sadar rencana jahat kaum kafirin yang hendak memindahkan medan konflik muslim kafir menjadi konflik sesama muslim demi politik devide et impera mereka.

Selanjutnya kaum muslimin harus merapatkan barisan dalam ikatan sejati dengan saling tolong dan saling isi sesama muslim dalam menggapai kejayaan sebagaimana telah diukir generasi sebelum mereka selama lebih dari sepuluh abad. Bukankah Nabi Muhammad bersabda:

Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti bangunan yang saling memperkuat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedudukan Pemimpin

Tulisan ini ingin memaparkan perbedaan dan perbandingan kedudukan Kepala Negara (Khalifah) dalam Daulah Khilafah Islamiyah, dengan anggota Majlis Ummat (Majlis Syura).

Khalifah adalah orang yang mewakili ummat dalam urusan pemerintahan dan kekuasaan serta dalam menerapkan hukum-hukum syara (lihat Nidhomul Hukmi fil Islam, kar. Abdul Qadim Zallum, hal. 51). Islam telah menjadikan ummat sebagai pemilik kekuasaan dan pemerintahan. Dan dalam hal ini ummat mewakilkannya kepada seseorang untuk menjalankan urusan tersebut. Disamping itu Allah SWT telah mewajibkan kepada ummat untuk menerapkan seluruh sistem dan hukum Islam secara total.

Secara formal aqad penyerahan ummat untuk memberikan mandat kepada seorang Khalifah dalam urusan kekuasaan dan pemerintahan serta dalam menerapkan hukum-hukum syara, dilakukan melalui bai’at. Bai’at ini menandakan pengangkatan secara formal (bai’at in’iqad) seorang Khalifah, sekaligus menunjukkan pemberian kekuasaan dari ummat kepada Khalifah. Sedangkan ummat wajib untuk mentaatinya. Rasulullah saw bersabda :

Siapa saja yang telah membai’at seorang Imam (Khalifah) lalu memberikan uluran tangan dan buah hatinya (ridla-red), maka hendaklah ia mentaatinya.” (HR. Imam Muslim)

Al Quranul Karim telah menyebutnya dengan istilah Waliyul Amri, yaitu orang yang mewakili ummat dalam pengaturan dan pemeliharaan urusan ummat sesuai dengan sistem dan hukum Islam. Ketaatan terhadap Khalifah menempati pringkat yang tinggi setelah ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Firman Allah SWT :

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan Ulil Amri dari kamu sekalian (kaum muslimin-red).” (QS: An Nisa : 59)

Oleh karena itu, kedudukan seorang Khalifah di dalam sistem pemerintahan Islam amatlah kuat. Seorang Khalifah wajib ditaati oleh seluruh rakyat. Siapapun yang membangkang terhadap perintah seorang Khalifah dianggap golongan bughat (pembangkang). Dan Islam bersikap keras terhadap para pembangkang yang dapat mengakibatkan instabilitas politik, yang pada ujungnya bisa menjadi penyebab kegoncangan dan kehancuran kesatuan Daulah Khilafah Islamiyah. Siapa saja yang melakukan pembangkangan akan diterapkan hukum bughat atas mereka, yaitu dinasehati supaya mereka kembali mentaati Khalifah. Dan jika mereka tidak segera menyadari kekeliruannya (dengan kembali mentaati Khalifah dan berada dalam kesatuan Daulah Islamiyah), maka Khalifah dapat memaksa mereka untuk kembali ke pangkuan Daulah Islamiyah dan mentaatinya, meski hal itu dilakukan secara fisik (melalui peperangan dan senjata).

Tambahan lagi, Rasulullah saw memberikan peringatan agar seseorang tidak keluar dari ketaatannya terhadap Amir (Khalifah) dalam sabdanya :

Siapa saja yang membenci sesuatu dari Amirnya, hendaklah ia bersabar. Sebab siapa saja yang keluar dari (ketaatannya kepada seorang) Sulthan meskipun sejengkal, lalu ia mati, maka matinya seperti mati (dalam keadaan) Jahiliah.” (HR. Imam Muslim).

Disamping itu seorang Khalifah memiliki wewenang antara lain :

  1. Menjalankan seluruh sistem dan hukum Islam yang telah diadopsi sebagai UUD dan peraturan perundang-undangan.
  2. Bertanggung jawab atas seluruh aktifitas politik luar negeri maupun dalam negeri.
  3. Panglima angkatan bersenjata, yang berhak untuk mengumumkan perang, damai, gencatan senjata, dan seluruh perjanjian.
  4. Mengangkat dan memberhentikan duta-duta kaum muslimin ke luar Daulah Islamiyah. Dapat menerima ataupun menolak duta-duta negara asing.
  5. Mengangkat dan memberhentikan para Mu’awwin (pembantu Khalifah), para Wali (Gubernur).
  6. Mengangkat dan memberhentikan kepala peradilan (Qadli), kepala-kepala departemen, panglima perang, para komandan.
  7. Berhak memilih dan menentukan hukum syara yang akan dijadikan sebagi peraturan perundang-undangan.
  8. Menentukan rincian anggaran belanja Daulah slamiyah secara rinci. (lihat Nidhomul Hukmi fil Islam, kar. Abdul Qadim Zallum, hal. 96)

Berdasarkan pemaparan di atas tadi, jelas bahwa kedudukan seorang Khalifah dalam sistem pemerintahan Islam amat besar, luas dan kuat. Tidak ada seorangpun, bahkan majlis ummat (majlis syuro) tidak memiliki wewenang untuk memberhentikan seorang Khalifah.

Tentu saja harus diingat, bahwa kedudukan yang besar, luas dan kuat ini, karena kedudukan seorang Khalifah sebagai penjaga dan pelaksana seluruh sistem hukum Islam. Artinya, ketaatan kepada Khalifah itu adalah ketaatan kepada sistem dan hukum Islam. Dan bai’at yang dilakukan ummat kepada seorang Khalifah juga dalam rangka ketaatan ummat kepadanya (selama ia menjalankan sistem dan hukum Islam). Hingga bisa dimengerti bahwa pembangkangan terhadap seorang Khalifah adalah pembangkangan terhadap sistem dan hukum Islam, yang pelakunya berhak diberikan sanksi yang amat keras. Bahkan siapapun yang berani untuk menggulingkan kekuasaan seorang Khalifah yang menjalankan sistem dan hukum Islam, diperintahkan untuk dibunuh. Sabda Rasulullah saw :

Siapa saja yang datang kepada kamu sekalian -–sedangkan urusan kalian berada di tangan seorang (Khalifah)-– kemudian dia hendak memecahbelah kesatuan jamaah kalian, maka bunuhlah ia.” (HR. Imam Muslim)

Oleh karena itu seorang Khalifah hanya dapat diberhentikan apabila ia tidak lagi menjalankan sistem dan hukum Islam (meskipun ia baru menjalaninya satu bulan). Dan pihak yang menentukan apakah seorang Khalifah berhak untuk digantikan atau tidak diserahkan kepada Qadla Madzalim (Mahkamah yang menangani kedzaliman para penguasa). Selama ia mampu dan dapat menjaga dan menjalankan sistem dan hukum Islam, ia berhak menjabat keKhilafahan, dan wajib ditaati oleh siapapun.

Kedudukan Majlis Ummat/ Majlis Syura
Majlis Ummat adalah majlis yang terdiri dari orang-orang yang mewakili suara (aspirasi) kaum muslimin agar menjadi pertimbangan seorang Khalifah dalam mengambil kebijakan-kebijakannya, sekaligus sebagai tempat bagi Khalifah untuk memperoleh masukan-masukan dalam perkara yang menyangkut urusan kaum muslimin. Majlis Ummat juga menjadi media yang mewakili ummat dalam melakukan muhasabah (kontrol dan koreksi) terhadap para pejabat pemerintah.

Jadi kedudukan anggota Majlis Ummat dalam hal ini tidak lebih sebatas mewakili aspirasi/ suara orang-orang yang diwakilinya (aqadnya pun adalah aqad wakalah/perwakilan). Sehingga amat berbeda dan bertolak belakang dengan fungsi parlemen yang ada sekarang, yaitu sebagai legislatif (pembuat Undang-undang). Karena di dalam Islam Syari’ (pihak yang berhak membuat dan mengeluarkan Undang-undang) hanyalah Allah SWT, bukan manusia.

Rasulullah saw, sebagai seorang Kepala Negara senantiasa merujuk kepada sebagian masyarakat untuk meminta pendapat mereka. Beliau pernah meminta pendapat dalam perang Badar untuk menentukan tempat (posisi) pasukan. Begitu pula halnya dalam perang Uhud, beliau meminta pendapat kepada penduduk Madinah, apakah peperangan akan dilakukan di luar kota, atau di dalam kota Madinah (menunggu musuh). Sama halnya dengan sikap Rasulullah saw, Khalifah Umar bin Khaththab ra dalam menentukan persoalan tanah Irak, apakah tanah tersebut akan dibagikan kepada kaum muslimi atau tidak (karena tanahnya sebagai tanah ghanimah/rampasan perang), atau tetap dimiliki oleh penduduk Irak, hanya saja mereka harus membayar kharaj setiap tahunnya ? Ini semuanya sekedar contoh bagaimana seorang Khalifah meminta dan merujuk keputusan-keputusannya kepada masyarakat (dalam hal ini diwakili oleh Majlis Ummat).

Dari sini terlihat bahwa yang berhak mengangkat dan memberhentikan anggota Majlis Ummat adalah kelompok masyarakat yang mempercayainya dan mewakili suara/aspirasi mereka. Apabila seorang anggota Majlis Ummat tidak aspiratif meskipun ia baru satu bulan menjabat angota Majlis Ummat, maka ummat yang mewakilkannya bisa menggantinya kapanpun mereka kehendaki. Maka dari itu hubungan antara Majlis Ummat dan Khalifah dalam sistem pemerintahan Islam tidak akan sampai pada perselisihan yang berlarut-larut, dan tidak akan dapat saling menjegal dan menjatuhkan.

Wewenang Majlis Ummat antara lain :

  1. Memberikan masukan kepada Khalifah dalam masalah-masalah praktis yang berhubungan langsung dengan kebutuhan dan urusan ummat, baik itu pendidikan, sosial, pertanian, industri, perdagangan, kesehatan dsb. Dalam hal ini pendapat Majlis Ummat mengikat (harus dilaksanakan oleh Khalifah).
  2. Masalah yang berkait dengan pemikiran, hingga memerlukan analisis dan pengkajian, masalah keuangan, militer, politik luar negeri dan sejenisnya, Khalifah boleh merujuk pada pendapat Majlis Ummat. Hanya saja dalam persoalan-persoalan ini pendapat Majlis Ummat tidak mengikat.
  3. Khalifah boleh menyodorkan rancangan hukum dan undang-undang yang akan diterapkannya kepada majlis. Maka anggota majlis yang muslim berhak melontarkan pendapat dan argumentasinya mengenai mana yang benar dan salah, mana dalil yang kuat dan lemah. Akan tetapi pandangan anggota majlis ummat dalam hal ini tidak mengikat.
  4. Berhak untuk mengoreksi Khalifah atas seluruh kebijakan riil yang terlihat dalam seluruh masalah.
  5. Majlis Ummat berhak menyampaikan ketidaksukaannya kepada pejabat pemerintah seperti para Mu’awwin, para Wali. Pandangan Majlis Ummat dalam hal ini mengikat (untuk dilaksanakan oleh Khalifah, jika perlu memberhentikan pembantu atau gubernurnya).
  6. Sebagai media untuk menentukan calon-calon Khalifah, apabila jabatan keKhilafahan kosong. (lihat Nidhomul Hukmi fil Islam, kar. Abdul QadimZallum, hal.228-229).

Islam Memberikan Keadilan
Membandingkan ketegangan yang terjadi antara lembaga kepresidenan dengan DPR yang tengah terjadi saat ini, maka sesungguhnya biang kerok semua permasalahan yang ada di tengah-tengah ummat saat ini bukan saja di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin di Indonesia, melainkan juga di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin seluruh dunia terletak pada diterapkannya sistem dan hukum-hukum kufur yang bertolak belakang dengan sistem dan hukum Islam. Tersebarluasnya ide Demokrasi, diterapkannya sistem Kapitalisme, Sekularisme, Liberaisme, Sosialis, Komunisme, dsb adalah ide-ide/pemikiran yang telah menjauhkan ummat dari pemikiran-pemikiran Islam, sekaligus membiusnya hingga ummat tidak lagi mengenal ajaran Islam sebagai sebuah Ideologi yang sempurna. Bahkan mereka membangga-banggakannya lebih dari masyarakat Barat yang kufur.

Untuk memecahkan seluruh problematika yang menimpa kaum muslimin saat ini tiada lain dengan mengembalikan penerapan sistem dan hukum-hukum Islam. Membongkar seluruh sistem dan hukum-hukum kufur, sekaligus membangun Daulah Khilafah Islamiyah diatas puing-puing sistem kufur. Mengangkat seorang Khalifah yang adil untuk menjaga dan menerapkan sistem dan hukum Islam atas seluruh rakyat, mengusir kaum Imperialis Barat yang Kufur, menghancurkan dominasi negara-negara Barat yang dipimpin AS, menyebarluaskan dakwah Islam ke luar negeri dengan jalan Jihad fi Sabilillah, menghukum orang-orang dzalim, melindungi setiap orang yang mencintai dan menerapkan ajaran Islam.

Pemerintahan, dalam hal ini seorang Khalifah adalah jalan yang paling kuat untuk memaksa kaum muslimin menerapkan sistem dan hukum Islam. Bukankah kita orang-orang yang mengaku muslim, yang beriman kepada Allah SWT, beriman dan mencintai Rasulullah saw, membaca dan ingin mengamalkan al Quran. Lalu mengapa ummat ini belum menyadari bahwasanya tidak ada pilihan lagi bagi kaum muslimin selain mengikuti dan mentaati perintah Allah SWT -yaitu menerapkan Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan Firman Allah :

“(Dan) tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan sesuatu ketetapan akan ada pilihan (lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al Ahzab : 36)

Kepemimpinan ‘Kritis’

Memimpin kelompok, organisasi, perusahaan, apalagi negara memang tidaklah gampang. Tapi, tidak pula susah. Disebut memimpin berarti ada yang dipimpin. Ada mitra kerja (atau bisa disebut bawahan) yang akan menggalang kebersamaan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

Jabatan pemimpin adalah sebuah amanah. Apalagi jika yang dipimpinnya adalah organisasi dakwah yang punya cita-cita adiluhung, yakni berupaya melanjutkan kehidupan Islam. Insya Allah hal itu merupakan amal shaleh, tentu saja jika ikhlas melakukannya. Karena memimpin adalah amanah, maka seorang pemimpin tidak berhak menjadikan organisasi yang dipimpinnya sebagai hak milik pribadi, sehingga merasa perlu dan wajib (menurut ukuran diri sendiri) untuk memperlakukan organisasi tersebut sesuai kehendaknya, atau merasa berhak mengorbankan bawahan dengan berlindung atas nama penyelamatan organisasi.

Menjadi pemimpin bukan berarti antikritik. Bukan pula harus merasa benar sendiri. Sehingga anekdot dalam kepemimpinan akhirnya berlaku: 1). Pemimpin tak pernah salah. 2). Jika pemimpin bersalah, kembali kepada pernyataan pertama. Tentu ini sangat menggelikan dan sungguh merupakan kepemimpinan yang �kritis’ (baca: mengkhawatirkan).

Kepemimpinan yang baik memang bukan berarti tanpa cela. Sebagaimana halnya manusia yang bertakwa bukanlah yang selalu benar dalam menjalani kehidupannya, tapi manusia yang bertakwa adalah ketika ia berbuat salah, segera bertaubat. Itu artinya, pemimpin yang baik bukan berarti selalu benar, apalagi merasa benar sendiri. Maka, mendengarkan masukan dari bawahan, adalah hal yang sangat dianjurkan. Karena apa? Karena pemimpin tidak ma’sum. Masih ada celah untuk lupa, termasuk berbuat maksiat. Jadi, ada baiknya mendengarkan masukan, saran, bahkan mungkin juga keluhan dan harapan dari bawahan. Tak ada salahnya bukan?

Rasulullah saw. bersabda: “Ambillah hikmah yang kamu dengar dari siapa saja, sebab hikmah terkadang diucapkan bukan oleh orang yang bijak. Bukankah ada lemparan yang mengenai sasaran tanpa disengaja?� (HR al-Askari)

Imam Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah pernah berkata, “Man ahsanal istima’, ta’ajjalal intifa –Siapa yang paling baik mendengarkan, dia akan cepat mendapatkan manfaatâ€?. Beliau juga pernah mengingatkan kita untuk menyimak “isiâ€? pembicaraan dan bukan “siapaâ€? yang berbicara. “Perhatikanlah apa yang dikatakan, dan bukan siapa yang berkata!â€?

Jika sebagai pemimpin menginginkan ketaatan yang kritis (cerdas) dari bawahannya, bukan ketaatan yang �kritis’ (mengkhawatirkan), maka tentunya harus memberikan teladan yang baik kepada bawahan. Bagaimana pun juga, pemimpinlah yang seharusnya dan punya kewajiban memberikan teladan, karena seorang pemimpin lebih mungkin untuk didengar dan dipercayai. Lagi pula, bagaimana mungkin diangkat dan dipilih jadi pemimpin jika tidak bisa dijadikan teladan. Seseorang yang memimpin pasti umumnya lebih baik dari orang kebanyakan. Lebih baik semangatnya, lebih baik ilmunya, lebih baik kesabarannya, lebih baik segalanya.

Seorang pemimpin dikatakan telah gagal dan kepemimpinannya dikategorikan �kritis’ alias mengkhawatirkan adalah ketika seorang pemimpin tak mampu memimpin bawahannya. Bahkan lebih memilih bermusuhan dengan bawahannya yang berbeda sikap dan pendapat dengannya, ketimbang berusaha duduk bersama dan melakukan dengar-pendapat dengan bawahannya yang berseberangan itu. Siapa tahu bisa dicari jalan keluar yang terbaik. Sebab, kita bukan hanya ingin bersama, tapi juga bersatu. Kita juga tidak hanya ingin diangap bilangan, tapi juga diperhitungkan

Senyum Dunk....

Mank bener kata temen gue, kalo manusia di”jejali” masalah dan masalah akan membuat manusia itu jadi garing, begitu juga gue.... gue yang dikenal sebagai seorang mood maker, yang menceriakan suasana menghidupkan suasana ke alam abnormal dan menjadi penggembira untuk para teman-teman autis di kampus gue (qadar, ahmad, saddam, zainul, dan gandhi) sekarang malah jadi bad maker, gue malah membuat sebagian temen yang belum gitu kenal ma gue jadi tengsin liat gue, malah jadi ngak enak-kan gue jadinya. Padahal selama hidup gue paling anti ama yang namanya menyakiti persaaan orang lain.. kata-kata gue mank 100% kasar dan tembak langsung. Tapi itu bukan untuk menyakiti, hanyak untuk bukti bahwa itu bahasa keakraban.

Seminggu ini males senyum, padahal minggu kemaren on-fire banget, minggu ini sholat gue dan ibadah gue juga rasanya kurang sreg... dan pengaruh cuaca di padang yang siang buat orang meleleh dan sorenya buat orang basah, akhirnya gue demam.. gue tumbang dan batal ikut LAMDA II.

Masalah... masalah dan masalah.. hidup tanpa masalah artinya kita tidak hidup
sebenarnya masalah itulah yang membuat kita dewasa dan lebih arif serta bijaksana (cem pak hakim aja) tapi tidak semua manusia bisa mengarifi masalah itu, manusia itu terbagi beberapa tipe dalam menghadapi masalah (meskipun masalahnya sama). Gue contohkan aja, lu ambil wortel, bubuk kopi, dan telur lalu kita rebus dalam air mendidih (yah iyalah, ngak mungkin direbus ama es). Oke gunakan imajinasi kita, anggap 3 sample itu jenis-jenis manusia yang ada dan air rebus itu adalah masalah yang dialami oleh manusia itu........ lalu kita lihat hasilnya :

1. Wortel, setelah direbus apa yang terjadi ? wortel yang keras setelah direbus menjadi rentan dan mudah hancur. Begitu juga kita, ada sebagian dari kita ketika menghadapi masalah malah menjadikan kita hancur dan lembek padahal sebelum ada masalah kita keras......
2. Kopi, karakter ini paling unik..coba lihat kopi ketika ikut direbus, kopi menyatu dengan airnya dan menimbulkan aroma-aroma sedap yang membuat naluri pejantan gue ingin menyatapnya. Begitu juga kita, ada yang ketika dihujani masalah, kita ikut tercebur dalam masalah tersebut dan membuat sebuah rasa baru...
3. Telur, karakter ini paling terbaik. Telur sebelum direbus, adalah benda rentan pecah dan mengelurakan bau amis, ini juga yang menjadikan telur sebagai bahan untuk mengerjai teman yang ulang tahun. Ngak bisa dibayangkan kalo ultah di ceplok pake batu.. bukannya bergembira tapi malah harus meregang nyawa. Oke back to nature, setelah direbus telur menjadi keras dan enak dimakan (ini tak usah dibahas). Nah begitu juga sebagian manusia, ketika dia dihadapi masalah malah membuat dirinya lebih siap untuk menghadapi masalah selanjutnya.

Oke, cerita diatas sering gue pakai untuk menyemangati teman-teman gue, yang dilanda putus cinta, banyak masalah atau yang sedang putus alat kelaminnya (wkwkwkw.. sensor...sensor), gue juga dikenal sebagai seorang motivator untuk teman-teman gue, yang jika ketahuan mas ary ginanjar (pencipta ESQ) atau andrie wongso (motivator terkenal) atau mas Mario teguh (motivator terkenal), gue bakal diketawain dan bisa disabotase ama mereka karena dianggap motivator sinting.

Gue sering dijadikan media curhat untuk rekan-rekan, tapi kalo gue punya masalah ? gue punya sifat buruk yaitu ngak bisa bangun pagi (eh.. bukan yang itu!!!) tapi males berbagi masalah untuk orang laen atau bahasa singkatnya CURHAT!!! Padahal gue sering ngomong kalo “Kesenangan dan Kesedihan dapat dibagi dengan teman-teman kita” tapi sepertinya Cuma bisa gue katakan tanpa bisa gue aplikasikan ke diri gue...

Akibat sikap ini juga gue sering berantem ma pacar-pacar gue (ehem...ehem... sapa tuch ? ada deh... tapi dulu.,, wkwkwkwkw), gue males cerita masalah selain takut nambah pikiran ama mediator tempat gue berbagi kesedihan dan juga macem gue ngak bisa menyelesaikan masalah gue sendiri aja!!!!...

Terakhir gue coba cerita dikit ama murrabi gue tentang masalah gue dan perkataannya singkat, padat, aktual dan terpercaya (cem liputan 6 aja).. katanya begini “itu tandanya akhi orang pilihan”... wuish,,, senang diriku mendengarnya (tau deh, entah kepaksa atau supaya gue semangat), meski beliau tidak memberikan solusi tapi kata-katanya membangkitkan semangat baru gue... bahwa gue orang pilihan Allah.... dia juga menambahkan “Allah akan menguji hambanya dengan kelemahan yang paling besar, contohnya : wanita, manajemen waktu, orang tua, atau study kita” nah, jika telah melawati halangan/masalah itu maka akan bertambah kadar/level ke-imanan kita” anjrit... semangat1000X..... Allah Akbar!!!!!

Semoga hari esok lebih baik... dari kemaren....!!!!!!!!

Siapakah Diri Kita ????

Siapakah orang yang sombong?
Orang yang sombong adalah orang yang di beri penghidupan tapi tidak mau sujud pada yang menjadikan kehidupan itu iaitu Allah Rabbul Alaamin, Tuhan sekelian alam. Maka bertasbihlah segala apa yang ada di bumi dan langit pada TuhanNya kecuali jin dan manusia yang sombong diri.

Siapakah orang yang telah mati hatinya?
Orang yang telah mati hatinya adalah orang yang diberi petunjuk melalui ayat-ayat Qur'an, Hadits dan cerita2 kebaikan namun merasa tidak ada apa2 kesan di dalam jiwa untuk bertaubat.

Siapakah orang dungu kepala otaknya?
Orang yang dunggu kepala otaknya adalah orang yang tidak mau lakukan ibadat tapi menyangka bahwa Tuhan tidak akan menyiksanya dengan kelalaiannya itu dan sering merasa tenang dengan kemaksiatannya.


Siapakah orang yang lemah?
Orang yang lemah adalah orang yang melihat akan kemaksiatan di depan matanya tidak sedikit pun ada kebencian di dalam hatinya akan kemungkaran itu.

Siapakah orang yang bakhil?
Orang yang bakhil lagi kedekut adalah orang yang berat lidahnya untuk membaca shalawat keatas junjungan Rasulullah s.a.w.

Siapakah orang yang buta?
Orang yang buta adalah orang yang tidak mau membaca dan meneliti akan kebesaran Al Qur'an dan tidak mau mengambil pelajaran daripadanya.

Siapakah orang yang tuli?
Orang yang tuli adalah orang yang di beri nasihat dan pengajaran yang baik namun tidak diindahkannya.

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil berat akan waktu sholatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s.

Siapakah orang yang manis senyumanya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang di timpa musibah lalu dia kata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabbi Aku ridho dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang menangis airmata mutiara?
Orang yang menangis airmata mutiara adalah orang-orang yang sedang bersendiri lalu mengingat akan kebesaran Tuhan dan menyesal akan dosa-dosanya lalu mengalir airmatanya.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak loba akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada sentiasa menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang pandai?
Orang yang pandai adalah orang yang bersiap siap untuk hari kematiannya karena dunia ini berusia pendek sedang akhirat kekal abadi

Siapakah orang yang bodoh?
Orang yang bodoh adalah orang yang beriya-iya berusaha sekuat tenaga untuk dunianya sedangkan akhiratnya diabaikan.

Siapakah orang yang maju dalam hidupnya?
Orang yang maju dalam hidupnya adalah orang-orang yang senantiasa mempertingkat ilmu agamanya.

Siapakah orang-orang yang mundur hidupnya?
Orang yang mundur dalam hidupnya adalah orang yang tidak memperdulikan akan halal dan haramnya akan sesuatu perkara itu.

Siapakah orang yang gila itu?
Orang yang gila itu adalah orang yang tidak sembahyang karena hanya dua syarat saja yang memperbolehkan akan seorang itu meninggalkan sembahyang, pertama sekiranya ia haid dan kedua ketika ia tidak siuman akalnya.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikkan.

Siapakah orang yang selalu ditipu?
Orang yang selalu di tipu adalah orang muda yang menyangka bahwa kematian itu berlaku hanya pada orang tua.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan saujana mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah mengunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

5 Alasan Cowok Males/Tidak/Menunda Pacaran


Hasil bertapa gua kemaren, kayaknya blog gua butuh banget sebuah thread (walah bahasa anak forum) alias posting yang bisa dijadikan top posting sebagai peningkat trafick blog yang udah mulai jatuh.... dan setelah utak atik template, akhirnya dengan menimbang dan memutuskan bahwa pembaca di indonesia menyukai artikel yang bersifat selektif atau urutan seperti “10 orang terbego”, “10 Manusia terlaknat” dan melihat fenomena di kehidupan gua, tema yang paling diminati adalah masalah CINTA... dan cinta.. mampus situ ama cinta, dan cinta identik dengan pacaran (bagi sebagian orang) nah, kali ini gua akan memberikan 5 alasan mengapa cowok terkadang males/tidak/menunda pacaran dari berbagai golongan lelaki baik dari golongan kafir maupun mukmin (hahahahah).. nah alasannya adalah..


1. Banyak Biaya

“Pacaran ???? ntar ajalah setelah dapet kerjaan... malu aku ama pacarku kalo pake duit bos (orang tua) (FH teman sma gua)

“buat kehidupan sehari-hari aja udah susah, cemana lagi kalo pacaran ???(pikiran gua jika sedang jadi Anak Kost)

Pacaran tanpa modal ? mending ngak usah deh,,,, meskipun cinta mati ama pacar lu tapi cinta ngak bisa dibelikan semangko bakso, atau bahkan segelas teh manis, belinya pake apa bro ? UANG!!! UANG!!! UANG!!!, bukan matre atau mata duitan, tapi apa ngak malu bro ? belum punya penghasilan sendiri masih diketiak orang tua, lu abisin uang kiraman/uang jajan lu buat traktir anak orang sedangkan bos (orang tua) lu keringat darah mencarinya!! BAYANGKAN..... BAYANGKAN... BAYANGKAN... (ESQ Mode On)


2. Waktu Terbuang

Ku tanya ama klen semua!!! Ngapain aja klen pas pacaran ? rugi waktu aja yang kalian dapat” (ZSS teman sma gua, menerangkan mengapa tidak mau pacaran, pengen langsung nikah aja)

Di luar nagari eh.. negeri sana ada istilah annakon hi dohamoraon dia eh... salah lagi maksudnya Time is Money, yang tafsirnya Waktu adalah Uang, pengertiannya bukan kita bisa bayar angkot atau bus kota pake waktu (coba aja lu bayar pake waktu, yang ada lu bakal di gelandang ke markas kepolisian karena dianggap melanggar pasal 378), nah pemahamannya setiap waktu yang mengalir tidak akan kembali lagi dan itu sama seperti uang yang harus digunakan dan dimanfaatkan sebaik mungkin bahkan ada pepatah cina “kaisarpun tidak bisa membeli masa lalu” yang tafsirnya, mau tiap keringat lu dihargai 1 juta dollar, lu ngak bisa beli waktu yang udah lewat tapi jika beneran tiap keringat lu di hargai 1 juta dollar, mungkin Bill Gates nangis darah liat lu.

Analoginya ke Pacaran ? nah.. sadar atau tidak... gua mau tanya terkadang pacaran buang waktu lu ngak ? syukur-syukur kalo pacaran lu buat acara kerja kelompok, atau maen badminton yang buat badan sehat, segar, berstamina, nah kalo ngak ? kalo aja pacaran lu mirip teman gua si hendri ama si ismi yang pacarannya malah mirip lomba diem, atau pacaran Cuma duduk berdua sambil terkadang ngomong garing.... ah... rugi waktu lu BRO!!!!! Kalo lu kalkulasikan waktu lu buat kegiatan gituan,,, lu dah bisa buat negara baru daripada sibuk pacaran.



3. Ngapain Sih ????

“Ku tanya ama klen semua!!! Ngapain aja klen pas pacaran ? (ZSS teman sma gua, menerangkan mengapa tidak mau pacaran, pengen langsung nikah aja)

Masih soal teman gua si ZSS, nah entah mengapa sobat sma gua neh, yang biasanya lebih suka ngomong sepertlunya aja tiba-tiba ngomong panjang lebar mirip seorang marketing multilver yang meyakinkan para calon membernya bahwa dengan ikut MLM ini, dalam waktu 2 bulan mereka udah bisa beli kapal pesiar. Si ZSS panjang lebar ngomong, ada beberapa bagian yang samar-samar masih gua ingat ampe sekarang......

“apa yang mau kalian cari saat pacaran ? berkenalan ? pengen cari calon istri ? kalo kenalan aja, cukup kenal nama dan biodata cukup kan ? kalo kalian mau cari calon istri apa yakin bisa tahan ampe nikah nanti ? kita sekarang kelas 3, kalo misalnya kalian pacaran sekarang ampe tamat kuliah, kira-kira 5 tahun, kemudian 2 tahun masa cari kerja.. artinya 7 tahun pacaran!!! Ngak muak kalian ? mending nikah dulu baru pacaran”

Kemudian ada lagi bahagian yang paling gua ingat, saat ada temen gua yang ngomong dia pacaran untuk kepuasan nafsu semata, langsung si ZSS ngamuk ngomong (samar-samar gue ingat yah)....

“tega kau ngomong gitu!!, ko bayangkan ibu, kakak, atau adek perempuanmu digitukan orang! Tega kau ? tega ngak ?”
Gua ingat suasana kelas menjadi hening, dan kemudian ntah kenapa gua yang Cuma jadi pendengar aja saat itu tiba-tiba kepengen bersendawa keras “ee.............” dan itu akhir dari percakapan kami..

Gua juga mau tanya.. pacaran tuh ngapain ?



4. Teman hilang, hobby melayang, pekerjaan rusak

Tentu kita sering mendengar ada pria yang pekerjaannya menjadi terlantar, di jauhi teman-temannya, tidak bisa melaksanakan hobinya gara-gara pacaran. Nah, bagaimana kita bisa hidup kalo teman-teman menjauhi kita ? padahal di daerah gua (MEDAN) terkenal istilah Modal Pergaulan bisa Hidup (maksudnya punya banyak teman dan koneksi bisa kita hidup).
Secara gamblang dan perdasarkan pengalaman dan pengamatan pacaran itu menuntut kita menjadi seorang Dwi-Tunggal, mengapa bisa begitu ? seolah-olah saat pacaran dunia terasa milik berdua yang laen pada ngontrak semua, setau gua yang namanya pacaran tuh identik dengan Apel Malam Minggu (yang namanya apel biasanya berdua, kalo rame-ramenya mah namanya ROMBONGAN), sms-an berdua, jalan berdua, pokoknya berdua. Kalo dah begitu ? teman, keluarga dan pekerjaan kita ? gmana ? syukur-syukur kalo dapat pacar yang mirip istilah ada wanita hebat, dibalik pria hebat, yang mampu mensuport dan mendukung kegiatan pacarnya, nah kalo tidak ? gua yakin aristoteles bakal bangkit dari kuburnya sambil ngomong bahwa manusia ialah makhluk sosial!!!..



5. Pacaran ? HARAM!!!

Jika ke empat alasan diatas, lebih condong ke arah kaum-kaum yang dari golongan pemikir, para pekerja, dan para jomblo dan Mungkin diantara semua alasan inilah paling ekstrim, dan alasan yang sering dipakai/dikemukakan oleh para kaum Agamais atau para aktivis dakwah jika ditanya tanggapannya tentang PACARAN, gua sendiri aja ngak berani ngomong alasan ini, kalo ditanya alasan ngak mau pacaran. Bukan mengingkari agama, tapi gua takut menjadi orang yang bisa mengatakan tapi tak bisa melakukan atau bahasa medannya “termakan cakap”
Sering jadi pertanyaan, haramnya dmananya toh ? kan pacaraan bukan zina, atau membunuh orang, atau bukan korupsi.... biasanya ayat yang sering dipakai tuh.....

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Al Israa’ 32)

Nah,,, pemahaman... silahkan dipahami sendiri... apakah aktivitas yang bernama pacaran itu mendekati zina ? hanya kalianlah yang tau..

Pertanyaan besar, sering mereka bertanya.. kalo ngak pacaran ? gmana cara bisa punya istri dan kenalan ? nah.. di islam ada istilah ta’aruf apa bedanya ta’aruf dengan pacaran ? bisa kita bahas diposting selanjutnya....


oke, posting tidak bertujuan untuk menjatuhkan kaum wanita yang paling dibanggakan, sebenarnya mau buat judul alasan menunda pacaran tapi karena sumber yang saya peroleh dari para kaum pejantan,,, kuran etislah saya buat judul tersebut,,,, jadi saya pake kamu pejantan buat posting kalini

Gaya Kerudung Demokratis

Nggak sedikit muslimah yang ogah menutup aurat. Nggak sedikit juga yang malah ‘menjualnya’. Inikah produk demokrasi?

Buat para akhwat yang idup di jaman Pentium IV ini, menutup bodi dengan jilbab dan kerudung memang dilema. Mereka kudu milih antara kewajiban menutup aurat dengan gaya. Satu sisi perintah agama, di sisi lain kayaknya kok nggak gaul ya?

Kewajiban udah jelas, seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali muka ama telapak tangan, pekik para ulama. So, rambut, telinga, leher, bodi plus awak, wajib diumpetin di balik khimar dan jilbab.

Sementara itu, pergaulan nuntut sebaliknya. Kudu trendi, ngegaya, dan ini…harus memamerkan ‘aset-aset’ pribadi. Yang kulitnya mulus, sayang kalo diumpetin. Yang rambutnya indah terurai, kenapa juga kudu dibungkus kain kerudung, emangnya lemper.

Belum lagi macam-macam pandangan en tuntutan orang laen buat cewek berkerudung plus berjilbab kayaknya gimana gitu. Kudu pinter baca Al Qur’an, kudu jauh dari acara ngegosip, kudu jaga jarak ama kendaraan di depan eh ama cowok dalam pergaulan, en segudang kudu-kudu laennya. Tuntutan kayak begitu terang aja bikin banyak cewek jiper alias ngeri untuk berkerudung dan berjilbab.

Nggak Wajib?

Whuaaa…yang bener aja? Yup, itu setidaknya dilontarkan oleh sejumlah ‘cendekiawan’ muslim kontemporer. Jaman Orde Baru masih berkuasa, ada seorang pejabat yang bersemangat menentang kewajiban berjilbab dengan bilang, “Anak dan istri saya saja tidak berjilbab.” Hmm, berani-beraninya.

Kalau sekarang jama’ah Jaringan Islam Liberal (JIL) paling getol menghujat kewajiban jilbab ini. Kata mereka, para ulama yang menafsirkan jilbab itu udah terpengaruh diskriminasi gender. Mereka mendiskriditkan kaum wanita. Pendapat mereka ini tentunya bersandarkan pada pendapat para orientalis, pemikir yang satu geng, dan juga kajian Islam secara sosiohistoris. Mereka juga keberatan seandainya jilbab itu dipaksakan atas setiap muslimah. Pokoknya, berjilbab itu harus karena kesadaran sendiri.

Ada beberapa alasan yang menurut mereka jilbab dan kerudung itu nggak wajib:

Pertama, mereka bilang kalau jilbab itu budaya Arab, bukan budaya Islam. Lagian, ajaran Islam itu kudu dicocokin ama kondisi budaya setempat. Istilahnya Islam lokal. Prinsip mereka, “Tidak diingkari perubahan hukum (syara’) dengan perubahan zaman dan tempat”.

Ya, mirip-mirip burger racikan McDonald. Semua harus burger ala Amrik kan? Perlu ada rasa lokal. Maka dibikinlah McRendang, McSatay, McBangkok, malah ada juga burger tempe. Jadi ada juga “jilbab” ala Indonesia. Yang gimana tuh? Yang penting SOPAN, tidak menggoda pria, kata mereka. Seorang pemikir Islam malah menyebut jilbab itu lebih pada suruhan untuk sopan dan bersahaja (modesty) yang bisa dilakukan siapa saja.

Kedua, masih kata mereka, jilbab itu diwajibkan di jaman wanita belum dihargai. Buktinya, menurut mereka, surat Al Ahzab ayat 59 berbunyi, “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” Nah, karena kata mereka sekarang ini kaum wanita sudah banyak dihargai maka berjilbab bukan kewajiban lagi.

Teman-teman, pendapat-pendapat di atas jelas punya banyak kelemahan dan ketidakberesan. Emang bener kalau budaya Arab itu nggak selamanya identik dengan budaya Islam. Contohnya, naik unta itu nggak fardlu juga nggak sunnah, walaupun seumur hidup Rasulullah naik unta. And so on pakai terompah ala Ali Baba atau Aladdin juga nggak wajib. Buat kita, yang jadi bagian hukum syara’ itu adalah apa yang diatur sama Allah di dalam dalil-dalil syara (Al Qur’an, As sunnah, Ijma shahabat dan qiyas). So, kalau dalam keempat sumber hukum Islam itu ada keterangannya, en jelas hukumnya, ya itu adalah bagian dari ajaran Islam. Bukan budaya bangsa mana-mana. Contohnya, bacaan shalat en azan itu emang harus pake bahasa Arab nggak bisa diganti ama bahasa lain, baik bahasa daerah masing-masing, apalagi coba-coba pake bahasa tubuh.

Walaupun jilbab dan kerudung itu sudah dipakai sebagian kaum wanita di Arab di jaman pra-Islam, tapi kita mengakuinya sebagai hukum syara’ karena begitulah yang dikatakan Islam. Bukan cuma buat wanita Arab. Islam juga yang ngasih batasan-batasan en ketentuan berjilbab yang khas bagi para muslimah. Simak aja firman Allah, “Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, dan anak-anakmu dan istri-istri orang beriman …”(Al Ahzab: 59). Jadi, perintah berjilbab dan berkerudung itu adalah atas setiap muslimah, baik dia orang Arab ataupun bukan orang Arab.

Pernyataan bahwa jilbab itu wajib karena di zaman itu perempuan nggak dihargai, korslet. Kagak nyambung. Karena pada zaman kekhilafahan Islam, saat kaum wanita terlindungi dan merasa aman, tetap saja mereka wajib mengenakannya. Lagian, kalau pernyataannya seperti itu, gimana dengan zaman sekarang, dimana perempuan jauh lebih nggak dihargai ketimbang di zaman jahiliyah? Liat aja kekerasan pada wanita sekarang jauh lebih meningkat ketimbang jaman Rasulullah saw. dulu.

Terus, kalau dibilang pakaian cewek yang penting sopan (modesty), nah sopan versi mana dulu nih. Kalau menurut penganut ‘madzhab’ Britney Spears atau Agnes Monica, ?celana melorot ke pinggang yang mereka pake itu pasti terkategori sopan. Ber-koteka, menurut suku asli Irian Jaya pastinya juga udah terbilang sopan. Nah, mau ikut sopan versi mana nih?

Dalam kehidupan manusia, seringkali diperlukan paksaan untuk berbuat baik. Ini nggak bisa ditolak. Bukankah manusia suka berbuat begitu pada sesamanya? Liat aja aturan 3 in 1 di Jakarta, itu kan paksaan juga? Atau bayar pajak juga paksaan, kan? Gelinya, para pengkritik jilbab ini nggak pernah kedengaran tuh mengkritik paksa-memaksa sesama manusia. Tapi Allah mereka kritik kalau maksa-maksa manusia. Jangan-jangan nanti bakal ada tanggapan, kalau mau berhenti nyopet ya harus karena kesadaran sendiri jangan karena dipaksa. ANCURRR!

Intinya sih, kita mau bilang, kalau ukuran baik dan buruk, terpuji dan tercela, diserahkan pada akal en hawa nafsu manusia, hasilnya seperti kata Opa Iwan Fals, ANCURRRR! Nah, daripada belaga pinter padahal ber-IQ jongkok, mendingan kita nurut aja deh pada yang dikatakan Allah.

Racun Demokrasi

Usaha-usaha untuk ngancurin citra jilbab emang dahsyat bener. Udahlah secara pemikiran diancurin seperti cara-cara di atas, eh praktiknya juga diacak-acak. Seperti yang bisa kamu baca di Studia 1, nggak sedikit muslimah yang niatnya ingin menutup aurat, tapi sayang belum sempurna.

So, mata para cowok belum juga bebas dari pemandangan yang tidak boleh dipandang, gara-gara nggak sedikit muslimah yang belum total nutup aurat mereka. Keliatannya, mereka juga ingin berbusana muslimah tapi juga nggak mau keilangan kesempatan untuk Te Pe (Tebar Pesona). Jadilah mereka berkerudung tapi tetap full press body.

Ini semua, berawal dari diterimanya paham demokrasi dalam kehidupan kaum muslimin. Yup, seperti yang kamu tahu dalam demokrasi emang berdagang kebebasan. Manusia-manusia demokratis bebas berbuat apa saja, asalkan nggak mengganggu kebebasan orang lain.

Dalam demokrasi pula nggak ada prinsip benar dan salah yang absolut atawa mutlak. Semua serba relatif, nisbi. Ukurannya diserahkan pada keinginan pribadi dan suara mayoritas.

Nah, ada empat kebebasan yang diusung demokrasi: kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan dan kebebasan bertingkah laku. Gara-gara prinsip kebebasan berpendapat, muncullah pendapat jilbab itu nggak wajib karena itu budaya Arab.

Nah, dengan prinsip kebebasan bertingkah laku, kaum muslimah yang sudah terinfeksi paham demokrasi, ngerasa sah-sah saja tidak menutup aurat. Ini kan badan gue! Mo pake

Kata mereka. And so on, mau pake kerudung model apapun juga boleh.

Nah, aspirasi kebebasan para muslimah ini ditangkap oleh para pengusaha yang kapitalis. En mereka manfaatkan nafsu liar para muslimah itu untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Bak gayung bersambut, para muslimah yang kagak kuat iman, dan tergiur kepengen ngetop dengan cepat, ngantri di pintu para pengusaha kapitalis itu. Yang kulitnya mulus beruntung bisa jadi foto model produk kosmetik atau sabun kecantikan. Yang kulitnya mirip-mirip amplas juga bisa jadi foto model…salep kulit ama sabun cuci.

Meski begitu eksploitasi atau penjajahan terhadap wanita dengan cara seperti ini nggak pernah tuh digugat. Kalaupun pernah, tapi nggak seheboh para pemikir muslim kontemporer atau para feminisme menggugat jilbab dan poligami. Karena memang prinsip mereka adalah liberalisme, kebebasan. Selama ‘pelaku’ dan ‘korban’nya merasa enjoy, ya itu sah-sah aja. Bukan eksploitasi tapi menjalankan profesi.

Solusi Total

Maka penyebab muslimah belum sadar berbusana komplit, adalah demokrasi dan sekulerisme penyebabnya. Di alam ini, para muslimah diracuni lewat berbagai jalan agar melepaskan jilbab dan kerudungnya. Lewat sinetron Montir-montir Cantik, misalkan, para muslimah diajarkan supaya berani memamerkan bodi mereka di depan kaum cowok. Bahwa kecantikan dan keseksian tubuh adalah aset yang bisa dijual selain kemampuan jadi montir. He…he…he…film ini nggak pernah tuh bikin gerah kaum pembela wanita.

Sementara pemikiran mereka diancurin dengan ideologi sesat sekulerisme-liberalisme. Selain muncul pemahaman kalau berjilbab itu nggak wajib, juga dikesankan jilbab-kerudung itu menghambat aktivitas, en terkesan norak dan kampungan.

Agar para muslimah selamat, nggak ada jalan lain kecuali menghancurkan sekulerisme. Cuma, untuk itu para muslimah kudu menumbuhkan sendiri keyakinan akan kebenaran Islam. Bahwa apa yang dibawa oleh Islam itu benar tanpa ada keraguan. So, ngaji adalah satu-satunya jalan. Dengan serius dan penuh keikhlasan ngaji, insya Allah pikiran kita jadi bersih.

Dakwah adalah langkah selanjutnya setelah mengaji. Kampanye penegakan syari’ah juga harus dibarengi dengan kampanye busana muslimah. Perlu diserukan kepada para muslimah bahwa: JILBAB ADALAH KEWAJIBAN BUKAN PILIHAN.[januar]

Boks/

Tips Memilih Pakaian yang Nyaman dan Aman

Pakaian yang nyaman, maksudnya pakaian yang nggak bikin gerah, adem, nggak ngganggu buat beraktivitas, dan tentunya menambah pede. Aman, maksudnya nggak merusak kesehatan tubuh, misal kulit atawa rambut. Aman di sini juga berarti terhindar dari melanggar aturan syara’. Bisa juga berarti ‘aman’ dari tangan-tangan jahil. Nah, untuk mendapatkan baju yang nyaman dan aman, ada beberapa hal yang kudu kamu perhatiin:

Bahan. Untuk pakaian rumah (tsiyab) kudu yang bersifat menyerap keringat. Bahan kaus, batik atau katun adalah pilihan tepat. Yup, kayak bahan buat baju tidur atawa daster gitu lho! Itu pas banget kalo buat baju dalem karena adem dan tentunya membuat nyaman. Sedangkan buat jilbab alias baju luar, bahan bisa lebih fariatif, tapi tetep kudu membuat nyaman. Yang terpenting untuk jilbab ini jangan memilih bahan yang terlalu tipis/transparan, sebab tentu saja tidak sesuai dengan aturan Islam. Jilbab harus dari bahan yang tidak menampakkan kulit atau pakaian dalam. Sebaliknya jangan pilih yang bahannya terlalu tebal, seperti bahan celana/jeans/jaket. Bahan yang terlalu tebal, selain kurang bagus penampilannya (kaku), juga bikin gerah. Bahan kerudung juga sama, pilih yang adem agar kamu tidak kepanasan dan rambut tetap terjaga kesehatannya. Jangan yang penting trendy tanpa mengindahkan fungsinya sebagai penutup kepala.
Model. Untuk pakaian rumah, model memang boleh macem-macem asalkan tidak memperlihatkan aurat. Namun sebaiknya hindari model yang terlalu ribet karena kurang bagus bila sudah dipadukan dengan jilbab. Misal model yang banyak renda-rendanya atau ploinya. Mendingan yang simple aja biar nggak terlalu kelihatan seperti ada ganjalan saat di atasnya dilapisi jilbab. Meski buat baju rumah sah-sah aja rada-radar ketat, tapi sebaiknya hindari karena seperti udah diulas di atas, baju ketat enggak bagus buat kesehatan kulit. Sedangkan untuk jilbab, pada prinsipnya yang penting longgar dan mengulur dari atas sampai ke dasar. Buat kamu yang badannya kurus, tambahan ploi akan membantu mempercantik penampilanmu. Sedang buat yang agak tambun, modelnya simple aja, jangan banyak ploi dan pernak-pernik semisal tali atau pita. Untuk model kerudung, pilihlah yang mampu menutup rambut sampai ke dada secara sempurna. Jangan asal ngejar trend aja, Non!
Corak. Pilih corak yang tidak terlalu ramai. Buat yang kurus dan tinggi, pilih corak? yang cenderung besar-besar, baik corak bunga-bunga maupun kotak-kotak. Hindari corak garis-garis vertical karena akan membuat kesan kamu seperti tiang listrik aja. Buat yang rada ndut, pilih corak sedang-sedang saja, jangan terlalu kecil-kecil atau besar-besar. Corak abstrak juga cocok. Hindari corak garis-garis horizontal karena akan membuat kamu tampak makin lebar ke samping. Untuk kerudung, hindari corak terlalu ramai, apalagi yang tidak senada dengan jilbab kamu. Ntar malah tabrakan, nggak lucu.
Warna. Sekali-kali jangan memilih warna yang menyolok yang bisa menarik perhatian. Misal warna hijau seperti rompinya pak polisi atau merah seperti warna bendera Indonesia. Pokoknya hindari warna-warna muda yang seperti permen gitu. Sebaiknya pilih warna pastel, warna sejuk (biru/hijau tua) atau warna-warna lembut lainnya yang nggak menyolok.
Harga. Belilah busana Muslimah sesuai anggaran. Tak perlu memakai pakaian yang serba mahal, apalagi bila hanya untuk riya’. Bahan yang bagus, corak yang oke dan model yang caem memang biasanya kamu dapat dari bahan-bahan yang bukan murahan. Tapi kalo kamu pinter belanja, dengan bahan yang nggak mahal kamu pun bisa tampil cantik. Oke? (Majalah Permata)

Latah, Bawaan Kaum Akhwat?

Latah adalah bentuk gangguan kejiwaan berupa meniru ucapan orang lain tanpa sempat berpikir atas ucapan yang ditirunya itu. Latah ada yang ringan, sekadar meniru ucapan but ada yang berat, yakni meniru ucapan sekalighus melakukan perbuatan yang sesuai dengan isi ucapan orang lain itu. Misalnya ada orang yang latah berat kita kagetin sambil ngomong ‘copot sepatu!’ maka doi spontan bakal ngomong ‘copot sepatu’ sembari nyopot sepatu beneran. Coba deh bayangin kalau dia dikagetin sambil ngomong ‘nyebur sumur’ trus nyebur sumur beneran, gaswat! Nah, gimana dong kalo punya sohib latah gitu?

Penyakit vs Tren

Latah bukan bawaan orok sejak lahir, lho! Umumnya timbul karena ada trauma psikologis yang dialami oleh orang tersebut. Trauma psikologis yang dialami seseorang bisa menjelma ke dalam berbagai bentuk seperti phobia, histeris, obsesif-kompulsif, latah, dan sebagainya. But, ada juga orang yang latah sekadar ikutan tren. Tujuannya cuma buat joke dan menambah wawasan pergaulan. Lihat aja para pelawak di teve, banyak yang sengaja latah biar aksi panggungnya jadi lucu. Mereka bahkan dengan sengaja mengasah kemampuan latahnya buat ngeruk duit. Makin latah makin laris.

Memang, orang yang tidak punya penyakit latah tidak akan otomatis jadi latah beneran kalaupun dia coba ikut-ikutan latah sekadar ngikutin tren. Sebab orang yang latah beneran datang dari dalam diri, sedangkan yang cuma ikut-ikutan latah sebenarnya hanya karena faktor kebiasaan/terkondisi.

BTW, bener nggak latah itu karena penyakit jantung? Nggak ada hubungan sama sekali. Artinya bukan karena ada gangguan jantung maka orang pasti jadi latah. Hanya memang, orang yang latah, pada waktu dia dikagetin maka terjadi peningkatan aliran adrenalin dalam darahnya. Adrenalin ini memacu detak jantung sehingga detak jantungnya semakin cepat. Kalau dia sampai kaget sekali selain detak jantung yang meningkat juga disertai otot tubuh yang mengejang dan mata yang melotot. Nah orang yang enggak latah pun kalau dikagetin dan dia kaget betul-betul bisa saja juga jadi kayak orang latah (meniru apa yang dikatakan orang lain yang ngagetin dia).

Cewek Lebih Banyak

Belum ada penelitian tentang perbandingan jumlah penderita latah antara cewek dan cowok. Tapi berdasarkan pengamatan sekilas apa yang terjadi di sekitar kita, latah lebih banyak dialami kaum hawa. Mungkin ini disebabkan karena secara emosional cewek lebih rentan terhadap stress dibandingkan cowok sehingga cewek juga lebih mudah mengalami trauma. Sebut aja kalangan seleb, mulai Viona Rosalia ampe Mpok Atik, pada demen latah.

Nggak ada bedanya seh, latahnya cewek dengan latahnya cowok. Mungkin bedanya hanya dari ucapan yang sering dikeluarkannya. Kalo cewek cenderung mengucapkan sesuatu yang berbau porno atau lucu, sedangkan cowok cenderung ngucapin yang kata-kata yang bersifat kasar seperti (maaf) ‘eh mampus’ dsb.

Di masyarakat seringkali ada pandangan kalau cewek yang latah itu sah-sah aja alias normal. Tapi kalo cowok latah, enggak umum banget. Kesannya kalau cowok itu latah maka dia enggak macho, enggak jantan, orangnya lemah lembut, mudah nangis, dsb. Ini karena orang mengidentikkan orang yang latah sebagai orang yang enggak punya pendirian. Soalnya, kerjanya jadi tukang tiru-tiru orang doang.

Emang nggak dipungkiri, kalangan cowok yang latah ini kebanyakan para banci. Maksudnya, kelompok banci memang paling doyan latah. Tapi bukan berarti kalau dia bencong otomatis pasti latah, atau kalau cowok latah berarti dia bencong. Biasanya ini muncul karena sejak kecil mengalami tekanan batin dan sering menerima perlakuan yang menyakitkan hatinya atau menimbulkan trauma. Ketika latah itu muncul disertai dengan gaya seorang bencong justru menimbulkan kelucuan buat orang sekitarnya. Akibatnya latahnya bencong jadi ngetren di kalangan masyarakat. Untuk selanjutnya malah muncul latah-latah palsu yang sekadar buat ngegaya dan bergaul tadi. Parahnya, tren kata-kata yang dijadikan bahan latah juga kata-kata yang jorok. Payah banget, kan!

Berpikir Sebelum Berkata

Seorang latah mengucapkan kata-kata spontanitas, kayaknya enggak berpikir dulu. Bahkan ada yang bilang malah enggak sadar ngomong kayak gitu. Padahal kalau dipikir-pikir, setiap manusia yang normal, dikaruniai akal oleh Allah SWT. Gunanya ya buat berpikir. Dan setiap perbuatan manusia, selalu dilandasi oleh pemahaman dia alias pola pikirnya. So, rada aneh memang kalo ada orang yang berbuat tanpa berpikir. Mungkin dia berpikir, tapi kilat banget alias dangkal pola pikirnya.

Sebab pola pikir sendiri emang ada beberapa tingkatan, mulai berpikir dangkal (tafkir suthiy), berpikir mendalam (tafkir amiq) sampai berpikir cemerlang (tafkir mustanir). Pola pikir dangkal umumnya terjadi karena manusia sudah melakukannya sebagai sesuatu kebiasaan. Misal kalo kita laper, otomatis langsung? ngambil makanan trus dimakan. Seolah-olah aktivitas kita itu enggak dilandasi pola pikir karena udah kebiasaan, padahal sebetulnya berpikir tapi udah terpola alias kilat banget.

Nah, latah itu terjadi karena pola pikir saat itu sedang dangkal. Coba aja perhatiin, tiap orang (normal) pasti punya ‘kata-kata khusus’ ketika berhadapan dengan sesuatu yang mengagetkannya. Misal ibu-ibu yang ngelihat anak jatuh atau barang jatuh, ada yang spontan ngomong ‘Eh kodok’, ‘Eh copot’, atau ada yang bilang ‘Astaghfirullah’, dan sebagainya. So, itu karena kebiasaan.

Yang pasti, kalau latah itu emang muncul karena ada riwayat trauma psikologis, musti ‘disembuhkan’ meskipun mungkin rada-rada susah. Caranya, bekali diri dengan pemahaman Islam sehingga pola pikirnya selalu Islami. Pola pikir Islami ini jelas bukan sekadar pola pikir yang dangkal, tapi kudu mendalam dan bahkan mustanir (cemerlang). Insya Allah dengan bekal pola pikir Islam yang menancap kuat, penyakit latah bisa dikikis.

Sementara kalo latahnya sekadar ikut-ikutan, bukan hanya bisa disembuhkan, malah bisa dicegah. Gaul seh gaul, tapi kalo udah nyerempet-nyerempet hal yang haram, kudu dihindari. Mengeluarkan kata-kata jorok jelas melanggar larangan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.” (HR Bukhari).

Terlebih lagi Allah SWT mengingatkan kita agar selalu menyertai perkataan dan perbuatan kita dengan ilmu. Dalam firman-Nya yang artinya: ‘Janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya perkataan, perbuatan dan hati kamu akan dimintai pertanggungjawaban.’ (QS Al-Isra:36)

So, berfikirlah dulu sebelum berkata-kata dan berbuat. Jangan asal jeplak dan juga jangan asal-asalan ikutan tren. Gunakan nikmat lidahmu untuk senantiasa berkata yang baik-baik, misal untuk berzikir mengagungkan asma Allah SWT. OK![asri]

==

Boks//

Godain Temen Boleh, Tapi Pilih-pilih

KATA sebagian aktivis latah, punya keunikan gitu bikin bete karena nurunin pede. But enggak semuanya. Ada juga kok yang latah tapi tetap gede rasa pedenya,? apalagi kalau latahnya cuma ringan dan kata-kata yang keluar masih enak didengar. Nah, pede bakal terganggu kalau latahnya sudah berat, yang enggak sekadar niruin ucapan tapi juga sampai latah melakukan tindakan seperti yang disebut di atas. Belum lagi kalau orang lain sering jadiin pengidap latah bahan tertawaan, otomatis bikin mereka enggak pede abis.

Makanya, biar latah engga membudaya, kamu-kamu jangan suka godain orang. Liat-liatlah kalau mau godain orang. Kalau memang enggak latah ya bolehlah sekali-kali untuk sekadar joke, tapi tetap dengan santun and jangan berlebihan. Rasulullah sendiri cuka becanda, tapi tentu saja mengandung ibrah (pelajaran). So, becanda boleh tapi jangan kelewatan. Apalagi kalo sampai membuat temen kamu jadi ngomong jorok-jorok karena latah itu.

Nah, kalo temen kamu pengodap latah, ya jangan digodain. Apalagi kalau maksudnya si latah biar ngikutin kata-kata yang lucu tapi sekaligus juga tindakan yang porno, seperti “Eh copot baju!”. Coba bayangin kalau yang latah itu cewek dan akhirnya dia copot baju beneran. Mau ikut nanggung dosanya? Wah, kalau yang maksudnya kayak gitu, itu seh udah pelecehan seksual namanya. Bikin orang lain kambuh penyakit latahnya emang sesuatu yang lucu,? tapi buat yang punya penyakit ini adalah suatu siksaan kalau dia sering digoda. Sebab, sebenarnya dia tidak mau dan tidak kuasa untuk tidak meniru kalau dikagetin/digertak orang lain. Coba bayangin kalau berkali-kali latah, terus menerus jantung berdetak kencang dan otot tubuh mengejang. Apalagi pada saat dia kesusahan orang-orang lain malah menertawakan dia. Tambah down dan stress dong dengan penyakitnya. Kasihan kan?

Kemudian, bagi kamu-kamu yang udah latah berat dan sampai menghambat timbulnya si pede, harus diminimalisir latahnya. Caranya, hindari godaan. Mintalah temen-temen memahami kalo kamu benci digodain. Sesekali marah bila digoda boleh juga, biar sang penggoda pada tahu diri. Sebab bagaimanapun, lingkungan pergaulan sangat membantu untuk mengusir si latah. Trus, cobalah selalu berkonsentrasi terhadap berbagai hal sehingga pola pikir terkontrol. Biasakan pula mengucapkan kata-kata yang bermakna baik bila sedang kaget, misalnya Astaghfirullah.

Malah kalau perlu, berkonsultasi pada orang yang kompeten seperti psikolog atau psikiater. Terapi untuk menghilangkan latah mungkin bisa membantu. Yang penting trauma penyebab kamu latah yang enggak kamu sadari itu yang harus dihilangkan dulu dan disadari kenapa sampai latah begitu. Kalau ini sudah dibongkar, maka kamu akan bisa mengontrol latah atau setidaknya secara bertahap mengurangi latah itu. Agar bisa sukses, keluarga plus lingkungan sekitar musti membantu. Mintalah mereka untuk tidak menggoda kamu terus. Percaya deh enggak akan sembuh kamu kalau digoda terus. Emang enak digodain terus? Diketawain terus? Pelawak kali!!

Cewek Gila Bola

Boom, here to rock ya

Boom, never stop, no

Boom, raise up high

boom boom boom boom

heya heya yeah heya boom yeah yeah heya

Petikan lirik lagu itu pasti udah akrab di telinga kamu-kamu. Theme song-nya World Cup 2002 yang dilantunin Anastacia itu, hampir tiap hari membahana, khususnya di teve! Maklum, sekarang lagi pada demam sepakbola. Dan ngomong-ngomong soal bola, diantara kamu-kamu pasti ada yang lagi gila bola (gibol), kan? Ayo ngaku!

CEWEK gandrung bola emang udah nggak asing lagi. Bahkan, bukan lagi sebatas sebagai penonton tapi juga pemain. Buktinya sekarang udah ada kesebelasan wanita dan juga pertandingan sepak bola wanita. Emang, World Cup khusus wanita belon ada sich. Tapi, bukan tidak mungkin kalo makin banyak penggemarnya en nuntut diadakan, pasti bakal digeber piala dunia wanita. Tapi, sebetulnya gimana sich hukumnya kalo cewek demen olah raga yang ngandelinkekuatan fisik dan ketrampilan kaki itu? Bagaimana pula komentar temen-temen kamu soal gibol?

“Menurut gue sich, sah-sah aja. Soalnya kan sekarang jamanya emansipasi. Cewek demam bola itu biasa “ tutur Widi, sapaan karib Dwi Widianti, siswi sebuah SMU swasta di Bogor. Menurutnya, sepak bola sekarang emang bukan lagi monopoli kaumnya David Bechkam aza. Tapi, generasi Victoria Beckham juga bisa mainin bola. Lu juga demen bola juga Wid? “Nggak gila-gila banget sich! Paling kalo even akbar macam World Cup gini aja gue bela-belain nonton bola. Kalo pertandingan dalam negeri sih, nggak nafsu!Apalagi main bola , ogah ah…..kayaknya capek,” urai gadis lesung pipi ini.

Widi ngaku suka nonton bola karena terpengaruh kakak cowoknya yang rada maniak bola. “Padahal motif utama sich, cuma ngecengin pemain-pemainnya yang kece-kece itu,” imbuhnya sembari nyebutin beberapa bintang-bintang lapangan rumput gacoannya.

Lain lagi komentar Rizka, tamatan sekolah kejuruan tahun lalu yang sekarang masih nganggur ini. Menurutnya, cewekdemen bola berarti nggak pedhe dengan kodratnya sebagai wanita. Soalnya, sepak bola nggak menunjukkan kefemininan. “Bola terlalu maskulin. Mbokya pilih olah raga yang feminin, gitu lho! Misalnya senam, renang, kan lebih asyik. Atau bola voley, tenis, dan bulu tangkis juga okey,” ungkapnya kepada Permata. Hanya saja, lanjutnya, supaya nggak kuper, cewek kudu tahu soal sepak bola.“Yah minimal tahu sekarang lagi ada World Cup. Trus, tahu-tahu dikitlah nama-nama pemain top dunia, biar nggak kuper aja. Tapi nggak usah jadi ……..pemain bola,” imbuhnya dengan nada seperti ucapan gadis kecil dalam sebuah iklan di teve.

“Kalo aku sih nggak doyan bola,” timpal Sari. (Lha, emang bola bukan makanan kok, Sar!) “Maksudku, mikirin bola tuh cuman buang-buang waktu aja. Apalagi kalo ikutan main bola, udah buang waktu, buang energi, buang keringat, bau donk…,” celotehnya. “Mending buat belajar,” cetus cewek yang bentar lagi mo nglepas seragam abu-abu putihnya ini.(Iya, soalnya kamu mo UMPTN! Makanya nggak demen bola).

Pengaruh Lingkungan

Sepak bola atau olah raga apapun, rata-rata emang nggak pandang bulu, bisa disukai cowok maupun cewek. Tinju, angkat besi, atawa balap mobil yang tergolong olah raga keras pun sekarang, banyak digemari cewek. Jadi, kalo ada cewek-cewek gandrung bola itu biasa.

Dan dari komentar temen-temen kamu diatas, bisa disimpulin bahwa ada beberapa faktor kenapa cewek jadi gibol.Pertama, karena terpengaruh lingkungan. Tinggal di lingkungan keluarga yang demen bola misalnya, bisa menjadi sebab cewek menjadi jadi suka bola. Yah, seperti yang dialami temen kamu Widi itu.

Kedua, biar nggak dianggap kuper. Bola emang bukan olah raga yang ‘mewah’ kayak golf misalnya, tapi jadi gengsi kalo dalam pergaulan kita kuper masalah bola. Tengsin kan, kalo sampai gebyar piala dunia yang hanya digelar 4 tahun sekali itu kita nggak tahu menahu. Apalagi kalo temen-temen bergaul kita para suporter sepak bola, bisa-bisa kita dibilang kuper.

Ketiga, sekadar iseng. Misalnya buat ngecengin bintang-bintang top sepak bola dunia. Maklum, bintang rumput yang sebagian besar punya tampang cute, pamornya bisa ngalahin selebriti dunia. Malah, kadang selebriti aja pada ngefans ama mereka. Dulu, Madonna aja kesengsem ama Roberto Bagio. Selain itu, juga buat sekadar ngisi waktu luang. Mungkin karena nggak ada kerjaan (hik..hik.., bukan nyinggung Rizka lho!), trus di teve adanya siaran bola melulu, ya udah, nonton bola. Apalagi, iklannya aja udah berbulan-bulan sebelum even itu digelar, udah digembar-gemborin. Bagaimana tidak terpengaruh.

Gibol Bola Boleh, Tapi…

Sepak bola atawa olahraga lainnya, termasuk jenis permainan atau lahwun dalam bahasa Arab, yang diperbolehkan Islam. Artinya, olah raga merupakan aktivitas yang mubah dilaksanakan sebagaimana Rasul bersabda

“Hendaklah kalian senantiasa berlatih memanah, karena ia merupakan sebaik-baiknya permainan,” (HR Al-Bazzar & Ath- Thabrani dari Saad).

Dari pengertian hadist di atas disimpulkan, memanah dan permainan/olahraga di bolehkan kecuali yang diharamkan, semisal judi. Lahwun yang diutamakan dalam Islam adalah yang membina kesehatan fisik dan mental Muslim untuk menjadi mujahid. Ya, misalnya memanah, berkuda, renang, lari, dll. Sebab, Allah mencintai hambanya yang sehat dan kuat, tidak loyo end sakit-sakitan. Tentu saja, asalkan permainan atau olahraga itu tidak sampai meninggalkan kewajiban. Demikian pula sepak bola, bisa dikategorikan olahraga yang dibolehkan, jika memang tujuannya untuk membina kesehatan. Lain halnya dengan fakta sekarang, dimana sepak bola sudah jadi profesi, lantas diorganisir sedemikian rupa. Sehingga, realitas menunjukkan, olah raga yang diorganisir itu telah melailaikan umat dari kewajiban-kewajibannya. Buktinya, orang yang udah kadung terjun jadi olahragawan akhirnya lupa melaksanakan kewajiban. Misalnya jadwal pertandingan yang nggak memperhitungkan waktu shalat. Penontonnya juga gitu, suka lupa waktu kalo lagi asyik nonton olagraga kegemarannya.

Khusus buat cewek, memilih profesi sebagai olahragawan, juga sangat riskan. Besar peluangnya kamu bakal ninggalin kewajiban. Pertama, kamu nggak bebas menggunakan busana muslimah, sementara busana muslimah itu wajib hukumnya. Masak iya, gara-gara aktivitas mubah (olahraga) kamu ninggalin kewajiban berjilbab dan berkerudung? Jangan sampai terjadi deh. Kita sebagai muslimah harus punya awlawiyat (skala prioritas). Yang wajib, musti didahuluin daripada yang mubah. Sementara olahragawati saat ini, bajunya makin lama makin minim, hingga menampakkan aurat.

Kedua, kamu pasti terbentur aktivitas ikhtilat, yakni campur baurnya laki-laki dan perempuan tanpa hajat syar’i(kepentingan yang dibolehkan syara’). Lihat aja faktanya, antara pemain dan penonton laki-laki dan perempuan campur baur. Bahkan, bisa kena ikhtilat. Misalnya kamu punya pelatih cowok, lantas latihan berdua-duaan aja. Wah, udah pasti yang ketiganya setan.

Ketiga, kamu nggak boleh menampakkan kecantikanmu (tabaruj). Padahal, faktanya bintang lapangan cewek sekarang, layaknya selebriti. Penampilan mereka disorot, cara dandan dan cara berpakaian, sontak jadi trend setter kaula muda. Padahal dalam salah satu hadits dikatakan

“Jika seorang wanita berjalan dan tercium baunya (lalu laki- laki berpaling padanya) maka ia seperti berzina”Naudzubillahi min dzalik.

Kalo udah gitu nggak usah deh punya cita-cita pengen jadi pemain bola. Masih banyak kok kewajiban yang kudu kamu jalanin. Misalnya menuntut ilmu,membantu ortu, berdakwah, dll. Mendingan waktumu kamu manfaatin buat hal-hal yang lebih berguna.

Trus gimana donk, buat yang udah terlanjur gibol? Kalau sekadar nonton lewat teve sih, boleh aja. Tapi, ya itu tadi, jangan sampai lupa diri. Lupa shalat, enggan membantu ortu atau malas belajar misalnya. Dan lagi, lebih baik kamu manfaatinwaktu buat aktivitas yang lebih bermanfaat. Bukankah Allah berfirman

“…maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (TQS Al-Baqarah: 148)?[asri]

——boks ——-

Realita Dibalik Olahraga yang Diorganisir

1.Olahraga yang diorganisir macam piala dunia atawa olimpiade, sengaja dirancang orang-orang kafir (Zionis) untuk melenakan umat Muslim. Ini bisa disimak dalam buku rencana- rencana Zionisme menguasai dunia atau Protocols of Zion poin ke 13 yang diterbitkan Prof. Sergyei Nilus di Rusia tahun 1902. Intinya “Zionisme merencanakan hendak mengundang masyarakat melalui surat-surat kabar waktu itu, untuk mengikuti berbagai lomba yang sudah diprogram. Diharapkan kesenangan baru yang diciptakan itu secara perlahan akan melenakan muslim dari konflik- konflik politik kaum muslimin dengan bangsa Yahudi.”

2. Olahraga yang diorganisir memang telah melenakan umat dari aktivitas yang lebih utama. Coba hitung, berapa jam lamanya seorang atlet –yang Muslim– latihan biar berprestasi? Trus, penontonnya juga. Berapa jam sehari harus menghabiskan waktu untuk mengikuti pertandingan? Berapa jam pula menyibukkan diri menyimak ulasan-ulasan pengamat olahraga, baik dari mediacetak maupun audovisual? Bandingkan dengan waktu yang dia habiskan untuk ibadah, belajar ilmu Islam, berdakwah atau bahkan jihad. Padahal olah raga hukumnya ‘hanya’ mubah, yang boleh jadi tak berpahala, bahkan bisa menjerumuskan pada hal-hal haram.

3. Olahraga yang diorganisir menyedot dana yang tidak sedikit, diantaranya dari kalangan kaum Muslimin. Siapa yang diuntungkan dari hasil penjualan tiket masuk pertandingan? Tentu saja penyelenggara. Di sisi lain, kadang penyelenggara menghimpun dana dari hal- hal yang diharamkan. Dulu di Indonesia untuk menghimpun dana diciptakan Porkas, lalu SDSB, dan Damura, yang semuanya nota bene judi.

4. Tingginya prestasi olahraga suatu negara tidak otomatis menjadikan suatu negara menjadi makmur. Argentina misalnya, bisa dibilang empunya sepak bola dunia. Tapi kini kondisi ekonominya carut marut. Paling-paling yang makmur hanya atlet dan ofisialnya saja. Sebaliknya Kuwait atau Brunei Darusalam, yang prestasi olah raganya bisa dibilang nol, taraf perekonomianya jauh lebih mapan. Jadi, tak ada gunanya negara menggenjot prestasi olahraga, toh tak berpengaruh pada kesejahteraan rakyat.

5 Adanya pertandingan, menyuburkan perjudian. Lihat saja pasar-pasar taruhan sekarang lagi rame dengan digelarnya World Cup. Mulai yang omzetnya jutaan dolar, sampai taruhan-taruhan kecil yang nilainya mungkin hanya ribuan perak di warung-warung kopi. Baik di pasar taruhan profesional maupun sekadar iseng, toh namanya tetap perjudian yang haram hukumnya. “Sesungguhnya minum khamer, berjudi, berkorban untuk berhala…adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syaitan.”(TQS Al-Maidah:90)

6. Klaim bahwa olahraga mampu menjadi pemersatu umat, sebagaimana pernah dikatakan mantan Presiden AS Bill Clinton dalam pembukaan World Cup 1994, “Sepak bola adalah bahasa universal untuk mempersatukan manusia”, adalah omong kosong. Sebaliknya, pertandingan olahraga malah menjadi sumber perpecahan. Hooligans (supertor) relaberantem demi membela tim kesayangannya. Olahraga juga sering menimbulkan fitnah. Misalnya wasit diteror gara-gara dianggap berat sebelah, atau malah pemainnya yang celaka. Ingat terbunuhnyan Andreas Escobar, pemain Colombia di Piala Dunia 1994 gara-gara gol bunuh dirinya? Lebih dari itu, pertandingan antar negara, bisa memicu semangat nasionalisme (kebangsaan) yang jelas-jelas bisa memecah belah umat. Nah, kita sebagai Muslim, tentu nggak mau dong dilenakan oleh permainan yang ternyata banyak membawa mudharat itu! Iya, kan?

Delete this element to display blogger navbar