Rabu, 26 Agustus 2009

Anggaran 2010 Lebih Agresif, Asumsi Berubah

Pemerintah akhirnya sepakat untuk mengerek target pertumbuhan ekonomi tahun depan, dari tadinya 5% menjadi 5,5%. Persetujuan ini lahir dalam rapat kerja dengan Bank Indonesia dan Komisi Keuangan dan Perbankan (XI) DPR, Senin (24/8). Artinya, APBN 2010 harus lebih agresif agar target itu tercapai. Ini memang belum final. Sebab, "Putusan akhir soal asumsi makro ada di tingkat Panitia Anggaran DPR," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu. Pemerintah, menurut Anggito, akan berupaya mempertahankan kesepakatan tersebut dalam pembahasan RAPBN 2010 dengan Panitia Anggaran DPR.

Tapi, kesepakatan untuk menaikkan target pertumbuhan ekonomi tampaknya akan berjalan mulus. Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Suharso Monoarfa mengungkapkan, dalam pembahasan pendahuluan antara Panitia Anggaran DPR dan Pemerintah, sudah ada kecenderungan menyepakati perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi dari 5% menjadi 5,5%.

Selain itu, Pemerintah dan Panitia Anggaran DPR juga berniat mengubah asumsiproduksi minyak mentah dari 965.000 barel per hari menjadi 967.000 barel sehari.

Konsekuensi perubahan asumsi ini cukup luas. Seperti diungkapkan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta, perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi otomatis akan merombak struktur RAPBN 2010, termasuk perubahan pada beberapa pos penting anggaran negara.

Mau tak mau Pemerintah tentu harus melihat kembali alokasi bujet kementerian dan lembaga Di sisi lain, bisa jadi ada pula beberapa anggaran yang akan berkurang karena Pemerintah tidak ingin mengotak-atik anggaran yang berhubungan dengan lima kegiatan prioritas Pemerintah.

Lima program prioritas Pemerintah tahun depan adalah pertama, pemeliharaan kesejahteraan rakyat dan perlindungan sosial. Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ketiga, pemantapanreformasi birokrasi dan hukum serta pemantapan demokrasi dan keamanan nasional. Keempat, pemulihan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi. Kelima, peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan kapasitas penanganan perubahan iklim.

Pengangguran turun

Salah satu konsekuensi perubahan ini adalah perbaikan beberapa target Pemerintah. Misalnya, dengan memakai asumsi pertumbuhan ekonomi 5,5%, sasaran jumlah pengangguran terbuka harus turun. Jika sebelumnya targetnya adalah 8% dari angkatan kerja atau 9,1 juta orang, kini menjadi 7,7% atau 8,9 juta pengangguran.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan memberi catatan, pertumbuhan ekonomi yang lebih besar memang akan memperbaiki asumsi penyerapan pekerja. Tapi, untuk mencapai target itu, Pemerintah tetap perlu melalaikan akrobat yang positif. Misalnya, "Dengan menjalankan kebijakan yang pm-job dan mendukung sektor riil," kata Rusman. Sebagai catatan, tiap tahun ada angkatan kerja baru antara 2 juta hingga 2,4 juta orang di Indonesia. (HK)

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar