Senin, 03 Agustus 2009

Bunga Utang Negara Rp 100 Triliun Lebih

Pemerintah dan Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat menyepakati pembayaran bunga utang Indonesia sebesar Rp 109,59 triliun untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009. Jumlah bunga utang ini lebih rendah dibanding jatah yang disepakati dalam dokumen stimulus fiskal 2009 sebesar Rp 110,6 triliun. Menurut Koordinator Panitia Anggaran DPR Helmy Faishal Zaini, penurunan bunga utang ini karena terjadi perubahan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang sudah disepakati sebelumnya. Berdasarkan kesepakatan awal, nilai tukar dipatok Rp 11 ribu per dolar Amerika Serikat dan kemudian diubah lagi menjadi Rp 10.500 per dolar.

Cukup besar bahkan bisa dikatakan sangat besar bagi banyak orang. Kita sebagai masyarakat umum menilai bahwa apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah cukup efektif dalam menangani berbagai hal yang menyangkut ekonomi dewasa ini. Hal itu tidak terlepas dari adanya krisis global yang baru saja terjadi di dunia.

Apa yang dilakukan pemerintah cukup tepat mengingat apabila kita langsung menurunkan secara siknifikan, suatu saat nanti kita malah bisa "kedodoran" dalam menghadapi masalah yang ada.

Selain menyepakati bunga utang, Panitia Anggaran DPR dan pemerintah menye-pakati anggaran belanja negara dalam anggaran perubahan 2009. "Yang disepakati Rp 1.000,8 triliun," kata Helmy dalam rapat antara Panitia Anggaran dan pemerintah pekan lalu. Kesepakatan belanja negara ini lebih rendah dibanding alokasi semula dalam APBN 2009 sebesar Rp 1.037,6 triliun.
Belanja negara dalam anggaran negara perubahan itu terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp 691,5 triliun dan transfer ke pemerintah daerah sebesar Rp 309,3 triliun.

Menurut Helmy, perubahan anggaran belanja terjadi karena pengaruh beberapa faktor, seperti memburuknya prospek perekonomian global. Kondisi ini berdampak bagi Indonesia dan asumsi dasar ekonomi makro lainnya, seperti kesepakatan harga minyak Indonesia dari rata-rata US$ 45 per barel menjadi US$ 61 per barel.

Selain itu, Panitia Anggaran dan pemerintah menyepakati produk domestik bruto sebesar Rp 5.401,6 triliun. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,3persen, inflasi sebesar 4,5 persen, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tiga bulan 7,5 persen, lifting minyak 960 ribu barel per hari, produksi batu bara 250 juta ton, dan lifting gas 7.526,3 mmscfd.

ya..memank apa yang terjadi saat ini sangatlah sulit kita prediksikan, tetapi semua yang ada perlu kita laksanakan dengna penuh kehati-hatian. Ini dilakukan agar terjadi keseimbangan apabila ada hal-hal diluar kemampuan kita.


0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar