Sabtu, 04 Desember 2010

Etiket Membesuk Teman yang Sakit

Tak hanya masalah makan di meja makan, tetapi ketika membesuk teman yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit pun perlu etiket. Apa saja yang mesti diperhatikan? Berikut beberapa tips dari Mien R Uno, mantan pengajar di Martha Tilaar Beauty and Gallery dan pengasuh acara Dunia Wanita di TVRI.

Haruskah menjenguk?
Kedekatan seseorang sangat berpengaruh apakah sebaiknya teman yang sakit tersebut dijenguk atau tidak. Sebelum Anda datang, selalu pastikan bahwa teman yang sakit tersebut sudah cukup kuat untuk dijenguk atau belum. Pastikan ia sudah keluar dari ruang intensive care unit (ICU) atau unit gawat darurat (UGD). Jika waktu Anda sangat terbatas sementara teman Anda tersebut masih berada dalam ruang rawat intensif, Anda bisa mengirimkan bunga atau kartu ucapan sebagai tanda perhatian Anda.

Saat menjenguk di rumah sakit
- Rumah sakit bukanlah tempat untuk kumpul-kumpul lalu bersenda gurau dengan teman-teman. Karenanya, usahakanlah agar "pasukan" yang ingin menjenguk hanya secukupnya. Misal, 3-4 orang saja. Jika lebih dari itu, maka penjenguk cenderung terlalu ramai dan menimbulkan keriuhan yang bisa mengganggu pasien lain. Yang perlu diingat pula, jangan terlalu asyik bersenda gurau dengan teman-teman yang berkunjung dan cenderung membiarkan si teman yang terbaring hanya menonton Anda bercengkerama dengan teman lain.

- Jangan pula membawa anak-anak yang berusia di bawah 3 tahun ke rumah sakit. Selain sulit mengawalnya dan bisa mengganggu ketenangan pasien lain, anak-anak usia tersebut bisa dengan mudahnya tertular penyakit di rumah sakit.

- Sebisa mungkin ketahui apa yang menjadi kesukaan si teman yang sakit. Jika ingin membawa buah, ketahui dulu buah apa yang ia sukai. Jika ternyata si teman tidak bisa makan buah-buahan atau sudah banyak yang membawakan, Anda bisa bawakan barang-barang hiburan, misalnya majalah, meminjamkan MP3, atau CD player berikut CD. Perlu diingat, Anda tak tahu makanan apa yang bisa dan boleh untuk dikonsumsi olehnya. Karenanya, lebih baik tidak membawakan makanan. Daripada terbuang percuma, sayang kan?

- Tak perlu bertanya mengenai penyakitnya terlalu detail. Cukup tanyakan garis besarnya saja. Bila ia ingin bercerita, ia pasti akan cerita, dan sebaiknya Anda menjadi sahabat yang bersedia mendengarkan. Jangan pula malah Anda yang sibuk bercerita. Kan dia yang sakit dan butuh perhatian. Kecuali, dia yang meminta Anda untuk bercerita banyak karena dia tak kuat untuk banyak bicara.

- Isi percakapan dengan hal-hal ringan. Sedikit humor dan cerita tentang keadaan kantor bisa jadi bahan pembicaraan. Lihatlah apakah si teman terhibur. Kalau tidak, sebaiknya cari bahan obrolan lain.

- Jenguklah teman Anda tak lebih dari lima belas menit. Ia pasti butuh istirahat. Kalau Anda hanya menjenguk sendiri dan si teman meminta Anda untuk tidak pergi, Anda bisa tinggal lebih lama. Namun, usahakan untuk tetap mengikuti ketentuan dari rumah sakit agar tidak merugikan siapa pun.

Bagaimana dengan teman yang sakit di rumah?
Sebenarnya teman yang sakit di rumah tak harus dikunjungi. Anda bisa saja mengirim bunga, kartu, atau bingkisan dengan ucapan "Semoga Cepat Sembuh". Namun, jika Anda mengenalnya cukup dekat, maka Anda bisa mengunjunginya sejenak. Akan tetapi, jangan lupa menelepon ke rumahnya untuk menanyakan kesiapannya menerima Anda. Tanyakan pula, apakah ia ingin dibawakan sesuatu.

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar