Sabtu, 04 Desember 2010

Etiket Berbasa-basi

Basa-basi, mungkin terkesan omong kosong, namun sebenarnya perlu. Tak hanya untuk menunjukkan Anda menghormati orang yang diajak bicara, tapi juga supaya orang ingat pada Anda. Namun, meski judulnya "basa-basi", bukan berarti isi percakapannya harus "basi" dan membuat suasana jadi membosankan.

Pada dasarnya, basa-basi dapat dilakukan di berbagai kesempatan, umumnya bila menemui seseorang yang belum begitu kita kenal. Isinya ringan dan berupa salam perkenalan. Basa-basi bisa juga diibaratkan dengan kata-kata pembuka dalam sebuah tulisan karangan. Bagaimana sebaiknya kita berbasa-basi, berikut adalah etiket berbasa-basi buku Etiket: Sukses Membawa Diri di Segala Kesempatan karya Mien R. Uno, penulis dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta Bangsa.

* Cukup obrolkan hal-hal dan kejadian umum sehari-hari, seperti cuaca, kemacetan lalu lintas, berita-berita terhangat, dan seterusnya. Bingung mau membicarakan apa? Cobalah untuk sering-sering membaca koran atau mengamati keadaan sekitar.

* Jangan berlebihan saat berbasa-basi. Usahakan untuk mengerti bahasa tubuh si lawan bicara. Jika wajahnya sudah terlihat bosan, bisa jadi karena Anda sudah terlalu banyak bicara, centil, atau bertele-tele.

* Supaya tidak membosankan, cobalah berbasa-basi dengan topik yang disenangi lawan bicara. Caranya dengan memperhatikan alur pembicaraan, bisa juga dengan melihat apa yang dibawa atau dikenakan si lawan bicara.

* Jangan pernah memotong pembicaraan si lawan bicara, kecuali untuk mengiyakan pernyataannya.

* Berbasa-basi cukup dimulai dengan sapaan "halo" atau "selamat pagi", dan seterusnya, ditambah seulas senyum di bibir. Lihat pula gerak-geriknya, apakah si lawan bicara terganggu atau tidak.

* Perhatikan pula porsi basa-basi. Secukupnya saja. Jangan sampai keinginan untuk berbasa-basi melenceng jadi gosip.

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar