Selasa, 27 Oktober 2009

Koprol Menjadi Facebook dan Twitternya Orang Indonesia

Banyak situs jejaring sosial yang bisa jadi pilihan mereka yang ingin bergaul lewat ranah maya. Selain produk impor yang sedang mewabah, seperti Facebook, Plurk, Twitter atau Friendster, beberapa produk lokal layak dipilih.

Nah, awal Februari lalu telah diluncurkan Koprol.com (http://koprol.com), situs jejaring sosial-lokal yang tidak “itu-itu saja”. Jejaring sosial ini menarik karena berbasis lokasi. Koprol menyediakan sejumlah pilihan tempat kita bisa check-in di lokasi tersebut.

Di lokasi yang kita pilih itu kita bisa posting status dan foto. Uniknya, di sini kita bisa melihat siapa saja anggota lain yang sedang berada di lokasi yang sama. Alhasil, jika sesama anggota ingin mengadakan pertemuan alias “kopi darat” di lokasi tersebut, tentu bisa lebih mudah.

Jejaring sosial made-in dalam negeri tak kalah menarik oleh produk impor. Selain bisa posting status dan berkirim komentar, kita bisa berbagi foto dengan teman atau sahabat. Fitur-fitur yang disediakan di sebagian besar jejaring sosial itu memang kurang-lebih sama. Bisa dibilang, modelnya itu-itu saja.

Dalam mengembangkan Koprol, Satya cs mengambil ide dari beberapa jejaring sosial yang ada, baik yang berbasis lokasi maupun yang tidak. “Kami ambil yang cocok diterapkan di sini.” Misalnya, sistem komentar diambil dari Plurk, model lifestream dari Twitter, dan sistem lokasi dari Brightkite. “Jadi Koprol itu gabungan, seperti gado-gado,” katanya.

Yang menarik dari Koprol adalah, ia mengambil apa yang bagus dari Twitter, Plurk, dan Brightkite (semuanya layanan microblog luar), dan mengadaptasinya sesuai konteks lokal. Hal yang disukai dari Twitter adalah tampilannya yang sederhana sehingga memudahkan merunut runtutan percakapan. Hal yang disukai dari Plurk adalah sistem komentar dan pengiriman gambarnya. Lalu hal yang disukai dari Brightkite adalah anggota bisa memberi tahu posisi dirinya saat ini. Koprol ini mengadaptasi itu semua, plus menambahkan fitur ulasan untuk setiap tempat yang kita kunjungi.

Dalam setiap post-nya, kita bisa mengidentifikasikan posisi keberadaan kita. Namun sayangnya saat ini, posisi kita ini masih ditambahkan manual oleh admin Koprol. Kalau suatu waktu nanti bisa memanfaatkan geotag tentu akan lebih menarik.

Menurut pendiri Koprol, Satya Witoelar, kopi darat biasa dilakukan para anggota jejaring sosial setelah mereka berkenalan di ranah maya. “Itu kebiasaan di Indonesia,” ujarnya. Data lokasi yang tersedia di Koprol memang belum lengkap dan masih akan ditambah. Tapi jangan harap semua lokasi tersedia di sini layaknya buku telepon Yellow Pages. Penambahan titik lokasi hanya difokuskan pada tempat-tempat yang sesuai dengan kebiasaan pengguna Koprol.

Untuk mengembangkan Koprol, Satya dibantu tiga orang temannya, yakni Fajar Budi Prasetyo, Leo Laksmana, dan Daniel Armanto. Satya mengakui sudah banyak jejaring sosial lokal di Indonesia. Namun, hingga kini belum ada yang berbasis lokasi yang bisa diterima pengguna di Indonesia.

Memang ada beberapa jejaring sosial berbasis lokasi “impor”, seperti Brightkite http://brightkite.com) atau Google Latitude http://www.google.com/latitude). “Tapi kita ingin orang Indonesia bisa lebih mengerti,” ujar putra Wimar Witoelar ini.

Pembuatan Koprol digodok sejak setahun lalu, tapi baru dikembangkan beberapa bulan terakhir. Karena masih percobaan, Koprol diluncurkan diam-diam alias masih dirahasiakan. Namun, rahasia itu telanjur bocor hingga memiliki sekitar 300-an orang anggota. “Kami senang sekali disambut baik.”

Pihaknya masih mengembangkan sejumlah fitur yang akan ditambahkan di Koprol, misalnya integrasi dengan peta, integrasi dengan Facebook (Facebook Connect), dan Blacberry App untuk para pengguna Blackberry. Dengan Facebook Connect, ia berharap, pengguna tidak merasa harus memilih jejaring sosial mana yang ingin digunakan. “Tapi justru memfasilitasi anggota Koprol untuk terkoneksi ke Facebook,” ujarnya.

Karena masih versi beta, tak semua orang bisa mendaftar jadi anggota Koprol. Untuk menjadi anggota harus menunggu undangan dari orang yang sudah menjadi anggota. Namun, ini tak akan lama. Satya berjanji, dalam waktu dekat siapa saja bisa menjadi anggota Koprol. “Tidak harus menunggu di-invite,” katanya. Yuk, kita koprol. (BDC)

0 komentar:

Posting Komentar

Delete this element to display blogger navbar